Bab 206
"Cari ribut?"
"Kenapa nggak?"
"Kamu berani sekali menyakiti adikku sampai buat dia menangis begitu. Siapa yang bisa tahan melihatnya?"
"Sekarang, aku ingatkan. Kalau kamu nggak minta maaf, kamu akan merasakan akibatnya!"
Wajah Liana tampak sangat marah, matanya dipenuhi amarah yang sulit ditahan saat menatap Devan.
Tatapan tajamnya makin menakutkan.
"Kita 'kan saudara, kenapa harus saling melukai?"
"Devan, kenapa kamu perlakukan Karin seperti itu? Dia masih anak-anak!"
"Pas kamu pukul dia, apa kamu nggak sadar kalau darah yang ada di tubuhnya juga sama dengan darahmu?"
Raut wajah Sonia penuh kekecewaan saat menatap Devan.
Dia terus menggelengkan kepala, memperlihatkan betapa putus asanya dia.
Bahkan Desi pun mengernyitkan keningnya, menatap Devan dengan dingin.
Semua orang sudah jelas melihat bahwa apa yang dilakukan Devan sangat tidak bisa diterima dan membuat marah.
"Hehe, aku nggak menyangka, ternyata begini caramu berbicara dengan orang-orang di Keluarga Atmaja."
"Cara kamu membali
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda