Bab 189
"Lepaskan aku! Lepaskan aku!"
"Apa kamu cari mati? Pergi sana!"
Marco memaki dengan penuh kemarahan, berusaha melepaskan diri dari pelukan Devan.
Situasi ini membuat kedua belah pihak keluarga merasa kebingungan.
Apa yang sedang terjadi?
Sejak kapan Devan dan Marco menjadi begitu akrab?
Bukankah mereka selalu seperti musuh bebuyutan?
Bahkan di aula hotel tadi, suasana di antara keduanya sangat tegang!
Karena masalah kuota masuk Universitas Buana, Marco sudah dipermalukan di depan banyak orang.
Namun, sekarang Marco terlihat seperti enggan berpisah.
Devan malah bersikap lebih aneh. Jelas-jelas haknya masuk Universitas Buana telah direbut oleh Marco.
Namun, dia malah dengan sukarela memeluk Marco!
Apakah ini lelucon?
Semua orang memusatkan perhatian mereka pada kedua orang itu.
Mereka tidak menyadari bahwa truk besar di kejauhan sedang melaju cepat ke arah mereka.
Devan tetap memeluk erat Marco, seolah dia adalah batu yang tak tergoyahkan, tak bisa dipisahkan.
Namun, reaksi Marco tampak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda