Bab 119
"Bruk!"
Marco jatuh tepat di tempat dia muntahkan sebelumnya.
Tubuhnya penuh dengan kotoran, pakaian rumah sakitnya juga basah.
Wajahnya penuh dengan muntahan, bahkan di mulutnya masih ada sisa-sisa muntahan.
Meski terjatuh, beberapa ingatan lain muncul di pikirannya.
Di tangga vila, sepertinya Devan justru dengan sengaja menendang Marco!
Sialan, bajingan itu!
Devan pelakunya!
Devan-lah pelakunya!
Saat ini, Marco sedang tidak fokus.
Liana dan Sonia segera berlari mendekat.
Mereka tampak panik dan segera membantu Marco bangkit.
"Anakku, kamu nggak apa-apa, 'kan?"
"Di mana yang sakit? Cepat bilang sama Ibu. Ibu akan panggilkan dokter!"
"Aduh, kok bisa begini sih? Ibu jadi sangat khawatir melihatmu seperti ini!"
Air mata Sonia langsung mengalir, dengan cemas menatap Marco.
"Berengsek, apa yang kamu lakukan? Kenapa tiba-tiba Marco bisa jatuh?"
Liana merasa sangat marah, suaranya begitu nyaring.
Pandangan matanya kepada Devan dipenuhi kebencian.
Seandainya bukan karena Devan, mungkin Marco
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda