Bab 100
Di dalam ruangan.
Devan duduk dengan tenang di sofa.
Rania dan Benny sedang sibuk di dapur.
Dari luar, Rania dan Benny terlihat sibuk. Namun, pada kenyataannya, mereka berdua terus saja saling berpandangan, seakan-akan sedang berkomunikasi.
Akhirnya, Rania dan Benny memutuskan untuk menghentikan apa yang mereka kerjakan dan perlahan-lahan berjalan keluar.
Rania dan Benny merasa sedikit cemas melihat perilaku Devan.
Bahkan, keduanya merasa yakin bahwa pasti terjadi sesuatu pada Devan.
Meski kemarin Devan dikeluarkan dari sekolah, dia juga tidak menunjukkan sikap seperti ini.
"Nak, ceritakan pada Ibu, apa yang sebenarnya terjadi?"
Rania bertanya dengan raut wajah serius saat dia duduk di samping Devan.
"Itu benar. Kami ini pendukung terkuatmu. Kami nggak ingin kamu menderita sendirian. Jadi, ceritakan pada kami."
Benny juga ikut angkat bicara.
Akan tetapi ....
Devan hanya ingin menanggung masalah ini sendiri. Dia tidak ingin membuat Rania dan Benny kembali khawatir.
Ikatan darah yang din
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda