Bab 9
"Mau apa, sih? Aku masih ada kelas, nih!" bentakku sambil mengernyit.
Bentley hitam terparkir rapi di depan gerbang sekolah. Pelat nomor dengan angka berkelas terpasang di depannya. Sekilas saja, aku langsung tahu bahwa mobil itu milik Yudha.
Yudha menarik tanganku menuju mobil, lalu tiba-tiba berhenti dan berbalik menatapku. Tatapannya penuh kebingungan. "Dulu, kamu nggak peduli tentang sekolah. Seharian banting tulang kerja keras demi anak keluarga Januarta itu. Sekarang? Sekali kudatangi, sekolah malah menjadi nomor satu di hatimu?"
Aku mendengus kesal. Siapa Yudha sampai berani sekali bongkar-bongkar rahasiaku seperti ini?
"Ayo, naik. Kita lanjut bicara di mobil," tegas Yudha sambil membukakanku pintu, sama sekali tidak memberi kesempatan menolak. Dia menekan kepalaku dan menyuruhku masuk ke kursi penumpang depan.
Suasana hatiku langsung hancur berantakan.
"Hei." Yudha duduk di kursi pengemudi, melirikku dengan wajah cemberut. Alisnya agak berkerut. "Kenapa? Nggak senang aku mengga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda