Bab 80
Ketika hampir terjebak dalam keputusasaan, pria yang berada di hadapanku tiba-tiba tak sadarkan diri dan jatuh ke tanah.
Dalam ketakutan yang teramat sangat, aku melihat wajah seorang pemuda.
Wajahnya tampak sangat familier, tetapi aku terlalu panik hingga tak bisa mengingatnya.
"Kera, Kera?" Dua pria lainnya mengoyang-goyang rekannya yang terjatuh ke tanah. Melihat dia tak merespons, mereka menjadi marah besar. "Berani-beraninya bocah tengik ini menghalangi rencana tuan?"
"Ra ... Radhiya?" Ketika pikiran mendadak kosong dan bingung, aku mengingat nama pemuda itu.
"Kamu nggak apa-apa?" Radhiya melihatku dengan cemas.
Aku menggelengkan kepala, tetapi tiba-tiba Radhiya menarik pergelangan tanganku. entah dari mana aku mendapatkan luka, tetapi pergelanganku terluka sampai berdarah.
"Sakit, nggak?" Radhiya tampak amat khawatir.
Saat merasa jauh lebih tenang, aku baru merasakan perih dari pergelangan tangan. Namun, aku menggelengkan kepala.
Bagaimanapun juga, tak ada waktu untuk menggubris

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda