Bab 79
Yudha yang berdiri di depanku tiba-tiba tertawa ketika melihat penampilanku.
Wajahku makin memerah karena malu, rasanya ingin mencari lubang di tanah untuk bersembunyi.
Yudha melangkah maju, mengambil koper dari tanganku dan meletakkannya di dalam bagasi. Kemudian, melepas seluruh tas yang kubawa dan memasukkannya ke mobil.
Perasaanku seperti berada di tepi jurang kehancuran.
"Walaupun orangnya kecil, kamu punya kekuatan yang sangat besar, ya." Ini adalah komentar pertama Yudha.
"Kamu sudah mengumpulkan banyak perabotan selama empat tahun kuliah." Ini adalah komentar kedua Yudha.
Perkataannya terdengar amat santai, tetapi dampaknya cukup besar bagiku.
Aku duduk di kursi depan dengan canggung sembari terus memikirkan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki citra.
"Setelah kuantar ke kontrakan, apa kamu bisa membawa barang-barang ini sendiri ke lantai atas?" Yudha tiba-tiba berkata, "Ada rapat yang harus aku hadiri sebentar lagi."
Aku merasa lega, lalu melambai-lambaikan tangan. "Bisa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda