Bab 72
"Bubar, bubar!" Setelah menyelesaikan masalah, Yudha membubarkan kerumunan orang, lalu berkata kepada Cici, "Nona Cici, aku akan mengambil alih kerjaanmu, jadi cepat serahkan dokumennya. Kemudian, pergilah ke Departemen Personalia untuk mengurus prosedur pengunduran diri."
Wajah Cici pucat pasi, dia menatapku dengan tatapan terkejut, lalu berubah menjadi cemburu dan marah.
"Putri dari keluarga Zuriawan ini sungguh luar biasa." Cici membereskan barang sembari mengusap air mata, tetapi mulutnya tak bisa diam. "Apa? Menyenangkan mempermainkan orang biasa sepertiku?"
"Kamu tahu betul aku menyukai Pak Yudha dan memusuhi semua wanita yang berada di sisinya. Tapi kamu sebagai adiknya, nggak bilang apa-apa. Kamu pasti merasa bangga, 'kan? Melihatku seperti pecundang?"
Aku yang terus ditekan oleh ocehan tiada henti dari Cici, bangkit dan berkata dengan lantang, "Kamu sering memaksaku untuk mengerjakan kerjaanmu. Hari ini aku, besok Lenara, lusa Brisa, sedangkan kamu hanya sibuk berdandan sehari

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda