Bab 71
Kali ini, dia menggunakan tenaga yang lebih kuat dari sebelumnya untuk mendorongku. Awalnya kukira akan terjerembab, tetapi justru menabrak dada bidang yang keras.
Aku langsung menoleh ke belakang dan terkejut bukan main.
Orang yang berada di belakangku adalah Yudha. Sialnya, dia muncul di kantor tepat pada momen ini.
Melihat muka muram Yudha, alarm dalam hatiku berbunyi dengan keras.
"Pak Yudha!"
"Pak Yudha!"
Setelah beberapa sapaan lirih, kantor yang awalnya begitu riuh berubah menjadi sunyi senyap. Rekan-rekan yang menonton di sekitar juga langsung menundukkan pandangan.
Hatiku bergetar dan segera mundur beberapa langkah.
"Kamu ini mayat, ya?" Yudha terlihat sangat kesal. "Kenapa kamu cuma diam saja didorong orang lain seperti itu?"
"Aku …" Aku menatap Yudha dengan agak bersalah nan malu.
Aku berusaha menjaga suara agar tak gemetaran, lalu menjawab, "Aku … cuma nggak sempat merespons saja."
Yudha mengamatiku dari atas ke bawah, lalu melangkah maju ke hadapan Cici dan mengulurkan tan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda