Bab 70
"Oh ..." Rasa canggung menyelimutiku, membuat aku memalingkan wajah. "Nggak apa-apa, kok."
"Nggak apa-apa, gimana?" Dengan sigap, Yudha meraih dahiku. "Nggak demam juga."
Tindakan Yudha membuat wajahku yang sudah memerah semakin terasa panas.
"Mungkin ..." Aku terdiam sejenak berusaha menemukan alasan. "Mungkin karena minum terlalu banyak, jadi wajahku agak merah! Ya, begitu!"
Dengan tetapan curiga, Yudha mengambil alih gelas sampanye di tanganku dan menggantinya dengan jus jeruk. "Minumannya nggak sehat, nanti kalau pergi keluar jangan minum alkohol lagi."
Acara jamuan telah usai, aku pun kembali ke tempat yang membuatku nyaman.
Hari Senin, aku datang ke kantor dengan membawa kotak berisi kalung. Setibanya di sana, aku langsung berpapasan dengan Cici yang tampak sangat kelelahan.
Dari penampilannya, terlihat jelas bahwa beberapa hari belakang ini ia terus begadang dan bekerja lembur.
"Khaira," ucap Cici yang memanggil namaku dengan geram. "Kamu pasti sengaja, 'kan?"
"Maksudnya apa?" K

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda