Bab 38
"Kenapa kamu buru-buru sekali cari kerja, sih?" Wina menyodorkan sepotong roti untukku.
Aku menerima roti yang Wina berikan, perasaan campur aduk memenuhi hatiku.
"Aku ingin cepat-cepat dapat kerja tetap. Kalau kehidupanku sudah stabil, aku bisa bawa ibuku keluar dari keluarga Zuriawan."
Sebenarnya, keluarga Zuriawan tidak jahat pada ibuku. Namun, kurasa Ibu tidak nyaman di sana.
Wina tidak banyak berkomentar. Dia memang selalu begitu. Selama itu urusan pribadiku, dia tidak akan bertanya, kecuali aku yang memulai cerita.
Aku membuka bungkus roti dan menggigitnya pelan. Namun, Wina tiba-tiba menghela napasnya ringan. "Sekarang, lingkungan kerja memang sulit. Pekerjaan susah didapat. Khaira, jangan terlalu memaksakan diri sendiri."
Aku mengangguk.
Sebenarnya, aku masih punya sedikit uang. Zavier pernah berutang 300 juta rupiah padaku dan Sela sudah membayarnya. Kalau aku ingin membawa Ibu tinggal denganku, jumlah itu jelas tidak cukup.
Masih tenggelam dalam pikiran, ponselku seketika ber

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda