Bab 29
Aku tersenyum seraya mengambil jaket Wina, berniat untuk melemparkannya kembali padanya. Akan tetapi, ponselku tiba-tiba berdering saat aku belum melemparnya.
Begitu melihat ke layar ponsel, aku sontak terkejut mendapati nama Yudha tampil di sana.
"Dari siapa?" Wina menjulurkan lehernya, penasaran. Begitu melihat nama Yudha, dia segera mendongak dan menatapku penuh arti.
Aku hanya bisa menatap Wina ragu-ragu dan penuh dengan kebimbangan.
"Angkat, dong." Wina menyenggol lenganku, mendorongku dengan antusias. "Cepat angkat!"
"Sudahlah, biar saja," ujarku berat hati.
"Loh, kenapa nggak diangkat?" Suara Wina segera terdengar cemas. "Yudha itu sudah banyak membantumu. Coba kamu pikir, kalau nggak ada dia, memangnya kamu bisa lolos dari situasi itu?"
Mengingat hal itu, aku tahu Wina benar adanya. Tampaknya, perasaan bimbangku terlalu berlebihan. Aku mengangguk pelan, lalu menekan tombol terima panggilan.
Namun, begitu panggilan tersambung, aku tiba-tiba merasa ... pita suaraku menghilang. Ak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda