Bab 17
"Kak Zavier, apa kamu nggak rela melepaskan Khaira, makanya sengaja datang ke kafe ini dan berharap bisa kebetulan bertemu dia?"
"Mana mungkin," jawab Zavier. Suaranya terdengar sangat tajam dan penuh keyakinan, meskipun sedikit nada gugup terselip di baliknya. "Aku ... aku tetap cinta Sela, kok. Khaira itu ... aku mau membujuknya saja."
Aku menyunggingkan senyum sinis, tidak peduli, lalu berbalik dan pergi begitu saja.
Saat aku kembali usai mengantarkan pesanan, kulihat Sela juga sudah datang.
Dia mengenakan gaun putih, duduk di samping Zavier. Setiap gerak-geriknya begitu anggun, bicaranya begitu pelan dengan Zavier.
Wajah Zavier yang sempat suram akibat amarah padaku, kini, terlihat agak lebih cerah setelah kedatangan Sela.
"Zavier, bukankah itu ... Khaira?" Sela menoleh dan melihatku, suaranya penuh nada tidak percaya. "Kenapa dia ada di sini?"
Tatapan Sela dipenuhi dengan kewaspadaan dan kecurigaan. Aku tidak menanggapinya, bahkan malas meladeninya.
Jelas-jelas saat aku masuk tadi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda