Bab 2754
Namun, sekarang, masalah terbesarnya adalah dia harus menghadapi pertanyaan ayahnya.
Pada malam hari, saat Dian pulang dan sedang melepaskan sepatunya, dia melihat Sri menggeleng padanya.
"Suasana hati Tuan kurang baik," kata Sri.
Dian menganggukkan kepalanya. Dia tahu bahwa Sri menyayanginya dan pasti akan membantunya mengamati suasana terlebih dahulu.
"Aku tahu. Hari ini ada lauk yang aku sukai, nggak?" tanya Dian sambil tersenyum untuk mencairkan suasana ini.
Sri pun menjawab, "Kalau kamu pulang, Bibi mana pernah nggak memasakkan masakan kesukaanmu?"
"Bibi ingin sekali melihatmu pulang tiap hari agar keterampilan Bibi nggak sia-sia."
Kedua orang ini berbincang-bincang dengan suara rendah, tetapi percakapan mereka masih saja didengar oleh orang lain.
"Berani sekali kamu menanyakan lauk hari ini. Kamu nggak malu, ya?"
Ririn berdiri di lantai atas dengan tangan tersilang, sikapnya sangat sombong. Tatapannya terhadap Dian juga penuh akan penghinaan, seakan-akan dia sedang melihat sampah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda