Bab 9
"Kita sudah saling kenal selama tiga tahun. Kamu tahu seperti apa kepribadianku, 'kan?" tanya Kenzo.
Sambil menelan seteguk jus, jakun Kenzo terlihat bergerak.
Aku kaget dan mengangguk, karena memang aku tahu dia orang seperti apa.
"Sekarang, aku masih lajang. Aku punya lima properti di Kota Jinan dan baru saja memulai usaha kecil-kecilan. Orang tuaku sehat. Aku berpikiran terbuka dan nggak lagi dekat sama wanita lain. Aku juga nggak punya teman wanita yang akrab denganku," ucap Kenzo.
Dia berbicara dengan nada datar, seolah-olah sedang menjelaskan rencana investasi. Matanya yang tajam memandangku dengan tenang. Suaranya terdengar sejuk seperti air yang mengalir di antara pegunungan.
Kenzo melanjutkan, "Kamu puas denganku?"
"Uhuk, uhuk, uhuk ... "
Aku langsung tersedak makanan yang baru saja kutelan. Tangannya yang panjang dan ramping menyodorkan segelas air dari seberang meja.
Setelah minum, aku baru sadar sepenuhnya apa yang baru saja dikatakan Kenzo.
Wajahku sontak memerah. Rasa mal
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda