Bab 8
Tidak lama setelah itu, pasangan kencan butaku menelepon. Suaranya terdengar tenang dan sedikit malas dengan nada yang dalam dan hangat. Dari cara bicaranya, aku bisa merasakan bahwa dia adalah pria yang lembut dan berpendidikan.
Kami sepakat untuk makan siang bersama besok.
Pria itu menawarkan untuk menjemputku. Aku pun memberikan alamat rumahku.
Meskipun aku tahu bahwa berpakaian rapi adalah hal dasar dalam kencan buta, ibuku tetap sangat antusias. Pagi-pagi sekali, dia sudah datang ke kamarku untuk membantu memilih baju sambil menunjukkan tutorial merias di TikTok. Dia berkata kalau aku memakai riasan ini, pasti pria itu akan tergila-gila padaku.
Aku mengangkat tangan kiri untuk melihat jam. Sekarang, baru pukul delapan pagi. Masih ada empat jam lagi sebelum waktu pertemuan.
"Pakai ini saja. Percayalah pada selera Ibu. Kamu pasti akan jadi yang tercantik di sini," ucap ibuku.
Melihat semangat ibuku yang menggebu-gebu, aku hanya bisa tersenyum pasrah.
Ponselku berbunyi lagi. Pasangan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda