Bab 82
"Selain itu, ada temuan baru juga. Sepertinya Nindi nggak benar-benar sakit jiwa," ujar Chelan.
Langkahku terhenti. "Berarti, selama ini dia cuma pura-pura?"
Chelan mengiyakan. "Kayaknya sih begitu. Kami sudah bawa dia ke psikiater."
Aku tercengang, berusaha mencerna informasi yang mengejutkan ini.
Jika semua yang Nindi perlihatkan hanyalah sandiwara, artinya dia telah berhasil menipu Fabian selama bertahun-tahun tanpa pernah ketahuan.
Sulit dipercaya anak sekecil itu bisa melakukan hal seperti itu.
Sungguh di luar nalar.
Chelan meletakkan tangannya di kepalaku, lalu mengacak rambutku dengan lembut. "Sudah pesan tiket buat pulang belum?"
Aku tahu dia berusaha melindungiku dari masalah ini.
"Sudah," jawabku singkat.
Chelan tak banyak bicara lagi dan langsung mengeluarkan kunci mobilnya. "Aku antar kamu pulang ke hotel, ya," ujarnya.
Namun, wajah pria tua yang terus terbayang di pikiranku tiba-tiba muncul. "Chelan, aku mau pergi ke suatu tempat dulu. Bisa antar aku ke sana dulu, nggak?"
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda