Bab 83
Pria tua itu menawarkan diri untuk mengambilkan air untuk kami.
Aku segera bangkit dan berkata, "Nggak usah repot-repot, Kek. Kakek duduk saja di sini."
Setelah berbincang selama beberapa saat, aku baru sadar hari sudah makin sore. Jam di tangan menunjukkan pukul enam lewat.
"Kek, aku pergi dulu, ya. Jaga dirimu baik-baik."
"Ya. Hati-hati di jalan."
Aku bisa melihat keraguan terpancar di mata beliau, seolah ingin menahan langkahku. Aku pun merasa berat meninggalkan pria tua itu.
Aku berusaha meyakinkannya untuk pindah, tetapi dia menanggapi dengan sikap masa bodoh, mengatakan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi dan akan merepotkan untuk pindah. Oleh karena itu, dia lebih memilih tinggal di sini dan menjalani hari-harinya dengan tenang.
Aku hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepala.
Setelah melewati jalanan berbatu, aku menoleh ke belakang. Di sana, sosok pria tua itu masih berdiri di tempatnya sambil mengawasi kepergianku.
Dengan nada tegas, aku berteriak, "Aku pergi dulu! Jag
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda