Bab 59
Aku duduk di kursi, mengeluarkan peta dan membandingkan titik survei yang akan kami kunjungi satu per satu.
Kami memilih tempat ini bukan hanya karena lingkungannya, tetapi karena tempat ini paling dekat dengan Kuil Dewi yang akan kami kunjungi. Selain itu, lokasi hotel ini cukup tinggi, sehingga kami bisa melihat pemandangan di bawah gunung.
Sekitar jam setengah 8, hampir semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan.
Saat istri sang pemilik hotel membawakan sarapan kami, aku memperhatikannya dengan hati-hati. Sesuai dugaanku, aku melihat bekas luka yang tersembunyi di bawah lengan panjang dan kerah tinggi bajunya.
Hatiku terasa sesak, rasa simpati pun tiba-tiba muncul.
Wanita yang malang.
Pemandu kami adalah seorang pemuda lokal, berusia sekitar dua puluh tahun. Dia bertubuh tinggi, berkulit gelap, juga merupakan kerabat dari pemilik hotel ini.
Dia duduk di kursi depan pintu sambil memainkan topinya, menunggu kami semua untuk berangkat.
Setelah sarapan, kami pun secara resm
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda