Bab 44
"Nana, kok kamu terlihat begitu gundah?" tanya Ibu sambil mengunyah makanan.
"Hmm … Ibu, aku mau pindah," ujarku meminta pendapat kepada Ibu sambil meletakkan sendokku.
Ibu terlihat agak enggan karena kami sudah sepuluh tahun lebih tinggal di sini. "Kok kamu mendadak ingin pindah?"
"Perumahan di sini rasanya agak tua, aku mau tinggal di tempat yang lebih baru."
"Sudahlah, nggak usah, Nana," tolak Ibu. "Kita sudah puluhan tahun di sini, kita sudah saling kenal dengan para tetangga."
Aku hanya bisa menghela napas dalam hati. Sudah kuduga respon Ibu akan seperti ini. Aku pun berhenti membahas soal ini.
Entah apa yang Chelan lakukan, tetapi dia benar-benar menetap di Kota Jinan. Aku juga tidak pernah melihat keluarganya mencarinya lagi.
Benar-benar ajaib. Keluarga Yance hanya memiliki satu orang putra, tetapi mereka benar-benar rela anaknya menetap di kota lain?
Lalu, kenapa Natalia bisa-bisanya melepaskan Chelan begitu saja? Jika melihat betapa manjanya Natalia kepada Chelan, menurutku it
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda