Bab 43
"Kamu … " Riel mundur satu langkah dengan mata yang terbelalak lebar. Dia menunjuk ke arahku dan Chelan. "Kamu … Kamu … Kalian!"
"Haha .. " Aku balas tertawa dengan kikuk, lalu hendak menjelaskan, "Bukan begitu, Riel. Dengarkan dulu penjelasanku."
Akan tetapi, Chelan malah memeluk pinggangku, lalu menundukkan kepala dan mencium pipiku. "Kamu teman kerjanya Wilona, 'kan? Aku suaminya."
Riel terlihat mematung, jadi aku memanggilnya dengan lembut, "Riel?"
"Hah? Oh, aku nggak apa-apa! Ahaha … Halo, namaku Riel."
Riel pasti merasa sangat malu, dia bergegas pergi sambil menundukkan kepalanya.
Aku hendak menjelaskan kepada Riel, tetapi Chelan mendekatiku dan bertanya, "Jadi, kamu ketinggalan apa?"
Aku memandangi sosok Riel yang menjauh. Mau tidak mau aku baru bisa menjelaskan kepada Riel besok.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan sih!" ujarku sambil menatap Chelan dengan marah.
"Apa?"
Chelan balas menatapku dengan polos.
"Jangan pernah bicara menyesatkan kayak tadi lagi! Hubungan kita sudah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda