Bab 41
Chelan memperkenalkanku kepada semua orang itu.
Pria yang berdiri di paling depan itu hanya balas mengangguk kecil sebagai isyarat menyapa, ekspresi wajahnya terlihat begitu datar. Setelah itu, dia langsung berjalan pergi.
Setelah mereka semua berjalan pergi, Chelan pun menatapku sambil mengernyit. "Ngapain kamu minum-minum sampai jadi begini?"
"Ayo, biar kuantar pulang," lanjutnya sambil merangkul pinggangku.
Aku langsung mendorongnya menjauh dengan kasar. "Nggak usah, aku bisa pulang sendiri."
Karena aku tidak menurut, Chelan langsung membungkuk dan menggendongku. Dia sama sekali tidak mengindahkan jeritan ataupun pukulanku.
Kami sontak menjadi perhatian orang-orang yang berjalan lewat, mereka sesekali memandangi kami. Aku pun menundukkan kepalaku dengan malu untuk menyembunyikan wajahku, lalu meminta Chelan untuk menurunkanku dengan suara yang lebih pelan.
"Kamu teriak lebih kencang juga nggak apa-apa Wilona, biar semua orang bisa dengar," sahut Chelan sambil tertawa kecil.
"Pergi s
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda