Bab 25
Aku merasa lega dan berkata, "Baguslah."
Gaya dekorasi restoran ini sangat klasik. Di tengah ruangan, ada seorang pianis yang khusus dipekerjakan untuk bermain musik.
Aku membawa Kenzo menaiki tangga yang berkelok-kelok menuju lantai tiga, kemudian duduk di meja dekat jendela.
Sebelum berangkat, aku sengaja membawa hadiah yang ingin Ibu berikan kepadanya. Setelah bertemu, aku langsung memberikannya kepada Kenzo.
Dia mengangkat alisnya, seolah-olah bertanya padaku ini apa.
"Ini suvenir yang dibawa oleh ibuku untukmu."
Saat mengeluarkan kotak itu, tercium aroma yang harum dari ukiran kayu itu.
"Sampaikan terima kasihku kepada Tante, ya. Aku sangat menyukainya."
Makanan di sini adalah cita rasa khas Kota Jinan. Karena lokasinya, keahliannya, serta tanda dagang yang terpampang di sini, harganya tentu tidak murah.
Kenzo membuka menu, lalu mengejekku, "Wah, bisa tekor ini."
"Terima kasih banyak, Kak. Kalau bukan karena kamu, aku juga nggak bisa membuat rencana itu."
Makan bersama Kenzo selal
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda