Bab 11
Salah satu pria memandangku dengan tatapan penuh nafsu, seperti ular berbisa yang mengintai mangsanya. Aku menggenggam erat pisau kecil yang terjatuh dari tas.
Kakiku terasa lemas akibat obat bius, tetapi aku tak bisa pergi ... Chelan masih berada di tangan mereka.
"Ayo, cepat pergi! Polisi akan datang sebentar lagi!"
Pria yang tampaknya pemimpin kelompok itu berseru demikian. Pria yang tadi memandangku pun akhirnya menyerah. Dia berucap, "Jalang Sialan, tunggu saja pembalasanku!"
Mereka bertiga cepat-cepat melarikan diri ke dalam hutan. Tak lama kemudian, mereka menghilang dari pandangan.
Aku segera mengambil ponselku yang layarnya sudah retak dan menelepon ambulans.
"Chelan! Chelan, kamu baik-baik saja?" tanyaku.
Chelan bersandar lemah di sudut tembok. Tatapannya yang suram masih terpaku ke arah di mana para penyerang menghilang.
"Kamu cepat ... pergilah ...," bisiknya.
Chelan khawatir mereka akan kembali.
"Kamu berdarah!" ucapku. Aku segera berjongkok dan menekan lukanya di bagian p
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda