Bab 16
Di antara banyak wanita, selalu ada beberapa yang tidak mengerti sopan santun.
"Dia masih belum pergi juga? Kenapa dia masih berani di sini?"
"Gea benar-benar luar biasa! Sudah dipermalukan seperti itu dia masih bertahan. Jika itu aku, pasti sudah menangis dan lari dari sini. Bagaimana bisa dia tetap bertahan di sini?"
Ucapan mereka tidak penting bagi Gea.
Beberapa wanita menghindari Gea ketika melihatnya mendekat. Mereka merasa jijik dan menatap Gea rendah.
Akhirnya, terbuka jalan di depan Gea menuju Nenek Lazuardi.
Gea sudah menata emosinya dan dengan anggun datang menghadap Nenek Lazuardi. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Nenek Lazuardi, saya Gea, putri sulung keluarga Sutedja. Senang bertemu denganmu untuk pertama kalinya. Aku harap aku tidak mengganggumu."
Nenek Lazuardi memandanginya dari atas ke bawah. Suara nenek itu masih cukup lembut,"Jika saya tidak salah ingat, Nona Gea sepertinya nggak ada dalam daftar undangan kali ini."
Semua orang terkejut, Gea datang tanpa diundang.
Perlu diketahui, sejak lahir Gea sudah diramalkan bahwa dia memiliki nasib kaya dan beruntung. Wanita ini membawa keberuntungan bagi keluarga dan pasti akan melahirkan anak yang sukses. Orang-orang yang ingin menjadi mertua Gea hampir berebut memintanya dari keluarga Sutedja sebagai menantu.
Setelah perkembangan keluarga Sutedja, ucapan Sulha ternyata benar. Gea dijuluki sebagai Bidadari di Kota Hatari, bahkan tunangannya Sony, juga naik daun dan akhirnya menjadi seorang CEO besar setelah awalnya hanya seorang anak terlantar yang cacat.
Selama beberapa tahun terakhir, Gea benar-benar bersinar!
Sekarang, Sony melarikan diri dari pernikahan, Candra jatuh, seorang wanita terhormat tiba-tiba menjadi bahan gosip dalam waktu semalam. Ini menunjukkan bahwa kata-kata Sulha juga tidak bisa dipercaya.
Semua ini hanya kebetulan belaka, jika ramalan itu benar ... mana mungkin Sony rela meninggalkan Gea?
Lani tertawa sinis, "Hah, datang tanpa diundang ke acara kencan buta. Seorang wanita terkenal seperti kamu, melakukan hal seperti ini ... sama saja mempermalukan dirimu sendiri."
Yunita yang berdiri di samping Yolanda juga berkata, "Meski Sony tidak menginginkannya lagi, dia tidak perlu begitu terburu-buru untuk ikut acara perjodohan, kan?"
Kata-kata ini terdengar tidak terlalu kejam, tetapi jika dipikirkan dengan baik perkataan ini sungguh menusuk.
Kali ini, Yolanda yang menegur Yunita, "Yunita jangan bicara sembarangan."
Teguran ini membuat Yolanda mendapatkan banyak pujian.
Untungnya Nenek Lazuardi adalah orang yang cerdas dan tidak terpengaruh oleh kata-kata mereka, kemudian dia bertanya, "Aku ingin tahu apa tujuan Nona Gea datang kali ini?"
Gea mengakui, "Aku datang untuk cucu nyonya yang bernama Steven."
Semua orang terkejut, Gea ini sangat berani.
Nyonya Besar melihat wanita di depannya, dia sangat cantik dan berkelas. Bola matanya jernih dan bersih, dia juga sangat ramah dan tidak terlihat canggung, sehingga tidak ada yang membencinya.
Baru saja wanita-wanita ini merendahkan dia, namun emosinya sama sekali tidak terpengaruh. Wanita ini bahkan tidak memedulikan mereka sedikit pun. Sikap yang seperti ini, perlu diacungi jempol.
Nenek Lazuardi tiba-tiba tertawa, "Untuk hal ini, aku nggak bisa memutuskannya sendiri. Steve sangat menyayangi Tristan, jika kamu bisa membuatnya tertawa, mungkin Steve akan melihatmu dengan cara yang berbeda."
Yolanda mendengar tantangan itu hampir tertawa. Anak itu sangan pendiam, sangat sensitif terhadap orang asing yang mendekatinya. Gea bisa mencoba membuatnya tersenyum seharian penuh, namun hasilnya pasti akan sama seperti Lani tadi.
Semua orang juga merasa bahwa Nenek Lazuardi sengaja mempersulit Gea dan dia akan bernasib sama seperti Lani tadi.
Setelah mendengar perkataan Nenek Lazuardi, Gea menatap wajah Tristan.
Saat ini, anak itu sedang menatap Gea dengan polos. Matanya yang berkedip sangat menggemaskan.
Gea menatap Tristan dengan lembut, "Hai anak manis kita bertemu lagi."
Anak kecil itu tidak bereaksi sama sekali, bahkan tidak mengedipkan mata.
Gea tersenyum lembut, mengulurkan tangannya pada anak kecil itu dan berkata dengan lembut, "Bolehkan Tante menggendongmu?"
Para wanita lain tidak bisa menahan tawa, baru saja Jesica mencoba untuk menghiburnya namun gagal. Hal ini menandakan bahwa kecantikan tidak menarik bagi anak ini, kali ini Gea mungkin akan menjadi bahan tertawaan lagi.
Gea selalu menonjol di mana pun dia berada, merebut perhatian dan membuat orang lain merasa kesal. Melihatnya mempermalukan diri, malam ini rasanya tidak sia-sia.
Detik berikutnya, mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Apa mereka tidak salah lihat?
Anak kecil yang dingin itu, tiba-tiba meraih lengan Gea!
Hal ini benar-benar di luar dugaan semua orang.
Nenek Lazuardi bahkan terkejut, Tristan membiarkan orang asing memeluknya dan ini adalah pertama kalinya terjadi.
Tubuh yang kecil dan lembut, dengan aroma susu yang membuat Gea tidak bisa melepaskannya. Dia tidak tahan untuk mencium pipi lembut Tristan.
Tristan terkejut dan membelalakkan matanya beberapa kali. Anak itu kemudian tersenyum malu-malu.
Tersenyum, dia benar-benar tersenyum!
Semua orang menatap Gea dengan takjub. Anak tersenyum dengan senyum yang indah dan memang benar bahwa semua orang, baik tua maupun muda, menyukai hal-hal yang indah.
Nenek Lazuardi kembali menatap Gea dan kali ini matanya memancarkan rasa kagum.
Saat itu, Yolanda mendekati Gea dan melihat anak itu di pangkuannya, dia tersenyum lembut, "Tristan kamu sangat lucu, tante juga ingin menggendongmu, boleh?"
Tristan menatap Yolanda dengan dingin dan menyembunyikan wajah lucunya di leher Gea.
Yolanda tersenyum dengan kaku, lalu tersenyum pada Gea, "Sepertinya Tristan benar-benar sangat menyukai tante ini ya!"
Gea melirik wajah palsu Yolanda dengan tatapan santai, "Aku juga nggak menyangka dia sangat ramah."
Kata-kata santai ini membuat Yolanda malu.
Melihat Gea tidak bereaksi dan menjawab dengan santai itu membuatnya semakin terlihat anggun.
Nenek Lazuardi semakin puas dengan Gea, dia memberi tahu pelayan di sebelahnya, "Pergi dan ambillah data kelahiran Gea."
Orang tua di Hatari sangat beriman kepada Buddha, mereka melakukan ibadah dan bersembahyang kepada Buddha setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulannya. Mereka juga sangat percaya pada kecocokan tanggal lahir.
Sekarang Nenek Lazuardi ingin melihat kecocokan Gea dengan Steven. Hal ini adalah salah satu tanda Gea direstui dengan Steven. Asalkan tanggal lahir Gea dan Steven cocok, dia tidak akan menentang Gea mendekati Steven.
Jesica menatap Gea dengan tatapan yang sulit diartikan.
Gea memang luar biasa!
Yolanda mulai khawatir, jika Steven benar-benar tertarik pada Gea, maka rencana yang ingin dilakukan oleh ayahnya akan sulit dilakukan.
Begitu Gea muncul, dia langsung dipermalukan oleh kakaknya seperti itu, hanya untuk mencegahnya mencari perlindungan. Tidak disangka dia masih bisa mendapatkan hati Nenek Lazuardi.
Tidak, dia tidak akan membiarkan Gea berhasil.
Setelah Nenek Lazuardi memberikan instruksi kepada pembantu rumah tangganya, dia lalu memanggil Steven, "Steve, kemarilah."