Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 14

Dari kelima pria ini, Yahya memiliki latar belakang keluarga terbaik, Steven adalah yang paling kaya, dan Sony yang paling muda dengan potensi besar, namun ketiganya punya kekurangan. Yahya dan Steven terkenal akan kekejamannya, sedangkan Sony dikenal karena cacat pada kakinya. Hendra dan Bobby adalah yang terbaik, tetapi Bobby sudah menikah. Sony tidak diundang kali ini karena dia pernah menikah dengan Gea sebelumnya Sedangkan Hendra, meski sudah beberapa kali bertemu dengan Gea, tidak memberikan kesan yang baik. Bagi Gea, dia terlihat bermuka dua, seperti serigala berbulu domba. Gea sangat membenci orang yang bermuka dua, apalagi yang munafik. Namun, Sahabat baik Gea, Chika, sebenarnya mengagumi Hendra dan diam-diam mencintainya selama bertahun-tahun. Sementara itu, Yahya yang dikenal Gea sejak kecil, selalu diingat sebagai sosok dewasa, dia adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Tetapi, sejak masuk militer, mereka kehilangan kontak selama hampir sepuluh tahun. Gea bahkan hampir lupa wajahnya. Belakangan, Gea baru tahu bahwa Yahya keluar dari militer dan kini dia beralih menekuni bisnis. Malam ini, Gea datang untuk bertemu Steven. Saat dia melihat sekeliling, Steven belum terlihat. Di atas panggung, Nenek Lazuardi menyampaikan pidato penutup dan menyebutkan nama Steven dan Tristan. Dengan tepuk tangan meriah, Steven muncul sambil menggendong Tristan, memukau semua orang dengan aura pangeran tampan. Ketika berdiri di atas panggung, para wanita di bawah terpikat oleh penampilannya. Sama seperti Gea, mereka hanya mengetahui sedikit tentang Steven, yang mereka tahu hanyalah bahwa dia baru kembali dari luar negeri dua tahun lalu dan segera mengambil alih Lazuardi Grup, menyebabkan kakeknya yang telah diusir dari perusahaan menjadi sangat marah hingga lumpuh separuh tubuh dan kini hanya bisa duduk di kursi roda. Steven bahkan mengirim pamannya ke penjara karena kasus penggelapan uang perusahaan. Dalam dua tahun berhasil menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan dan berhasil membawa perusahaan ini naik kelas. Dia dikenal memiliki sikap tegas, tanpa pandang bulu. "Semua pembisnis akan bergidik ngeri setiap kali nama Steven disebut." Namun, setelah kembali ke kota ini, Steven jarang tampil di publik. Malam ini, banyak dari tamu yang bukan pembisnis, hanya anak-anak dari kalangan kaya, yang penasaran dengan sosok Steven yang mereka dengar. Hari ini, para tamu tidak hanya datang untuk mengagumi ketampanan Steven, tetapi juga karena rasa penasaran terhadap sosoknya yang menonjol di antara lima pangeran tampan Kota Hatari. Pangeran yang dihormati dan ditakuti seluruh warga Hatari, dengan wajah tampan yang memikat, bahkan berhasil membuat Hendra, salah satu dari Lima Pangeran Kota Hatari, tampak minder di hadapannya. Penampilan Steven sangat mengesankan, sulit menemukan seseorang yang lebih hebat darinya di Kota Hatari. Bahkan, mereka sampai mengabaikan, anaknya, Tristan yang sedang ada di pangkuanya. Ketika Steven berbicara, suaranya begitu memikat, membuat para wanita terpana. Jadi ini pria yang ditakuti oleh semua orang? Lani, yang berdiri di sebelah Jesica, berbisik dengan semangat, "Kak, Steven jauh lebih baik daripada Hendra. Dia pasti akan memilihmu." Jesica menggigit bibir merahnya dan berkata dengan malu-malu, "Jangan terlalu keras, nanti orang akan mentertawakan kita." Lani menimpalinya, "Memang benar, kok! Siapa lagi yang bisa menyaingimu di pesta ini?" Jesica tersenyum tipis tanpa bisa berkata-kata. Sementara itu, Yolanda, yang mendengarkan mereka, tersenyum sinis. Jesica dan Yolanda adalah dua wanita cantik yang menjadi sorotan di Kota Hatari . Sayangnya, Yolanda memiliki latar belakang yang kurang baik. Sehingga Jessica bisa dikatakan lebih baik dari yolanda. Setelah pembukaan yang sederhana. Dengan santai, Steven memperkenalkan Tristan. Banyak orang mungkin sudah mendengar tentang Tristan, anak yang dibawa Steven pulang dari Merlandia setengah tahun yang lalu, hasil hubungan di luar nikah. Namun, hanya sedikit yang tahu bahwa Tristan mengidap autisme dan pada usia empat tahun, dia masih belum bisa berbicara. Gea mengamati Tristan di pelukan Steven dan menyadari bahwa anak itu tampak tenang dan sama sekali tidak ada luka di tubuhnya. Sepertinya dia salah menilai Steven! Anak kecil itu terlihat sangat tenang, wajahnya sama sekali tidak menunjukkan tanda penderitaan atau kekerasan. Saat kue ulang tahun dibawa ke panggung, Gea memperhatikan kalau tidak ada yang memainkan piano. Dia pun maju dan duduk di hadapan piano, mengalunkan nada yang merdu. "Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun ..." Suara Gea yang lembut terdengar merdu dan menyenangkan, mengiringi musik yang dimainkannya. Pada saat itu, hampir seluruh perhatian tamu tertuju pada Steven dan Tristan. Mereka mengira musik yang terdengar berasal dari rekaman, lalu mereka mulai ikut bernyanyi. Hanya sebagian kecil yang menyadari Gea yang duduk di depan piano, memainkan melodi itu dengan lembut. Tristan adalah salah satu orang yang menyadarinya. "Steven pun ikut memperhatikannya sekilas." Kemudian, dia kembali mengabaikannya meski Gea begitu memesona. Dalam tepuk tangan meriah, Steven memotong kue sambil menggenggam tangan Tristan. Di tengah tepuk tangan yang meriah, Steven menuruni panggung dengan Tristan di pelukannya, pesta resmi dimulai. Setelah turun, tiga wanita segera menghampirinya. Wanita pertama adalah Gea, sedangkan wanita kedua adalah Yolanda, putri cantik dari keluarga Wano, tetapi dia dikenal dengan latar belakang keluarganya yang memiliki reputasi kurang baik. Namun, sebelum Yolanda dan teman-temannya sempat menyapa, Steven menatap mereka dingin Steven langsung mengabaikan kehadiran mereka dan melewatinya tanpa sapaan. Yolanda tidak bisa menahan malunya. Beberapa tamu yang melihatnya merasa puas, bahkan ada yang senang melihat sikap Steven pada Yolanda. Lani mencibir, "Dia nggak tahu diri! Berani-beraninya mendekati pangeran tampan dengan latar belakang keluarganya yang buruk." "Lani!" Jesica tidak setuju dengan pendapat Lani dan menyuruhnya berhenti bicara. Yolanda memandang Lani dan Jesica dengan tajam, rasa kesal jelas terlihat di wajahnya. Dengan mendengus, dia berbalik pergi, berusaha menahan malu.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.