Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 12 Bagus! Bahkan Ibunya Sendiri Tidak Diakui!

"Bicaralah yang baik." Tommy yang berada di samping mengingatkan dengan wajah serius. "Ibu, ini nggak pantas. Sekarang kami sedang melakukan siaran langsung. Tadi aku sudah bertanya juga, katanya mereka nggak bisa mematikan siarannya," jawab Finley dengan suara pelan lewat telepon. Lucy menarik napas dalam-dalam, menahan amarahnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Bawa dia ke tempat yang nggak terekam kamera." Finley melirik ke arah Ivana yang masih memasang wajah dingin, lalu berkata dengan nada kesulitan, "Sepertinya dia nggak akan mau mendengarkanku." "Kalau aku menyuruhmu, lakukan saja! Kenapa kamu bicara omong kosong begitu?" Nada Lucy seakan sudah berada di ambang ledakan. Jika bukan karena suaminya ada di sebelahnya, dia mungkin sudah membanting meja sejak tadi! Tak punya pilihan, Finley membawa ponselnya sambil berjalan ke arah Ivana. Dia berusaha bersikap tenang saat berkata, "Ini telepon dari ibuku, dia ingin bicara denganmu." Ivana hanya melirik Finley sekilas, lalu menanggapi dengan senyum dingin serta nada sinis, "Dia itu ibumu, apa hubungannya denganku? Kenapa aku harus bicara dengannya?" [Woah! Si Kakak Jahat memang nggak punya sopan santun!] [Lihat saja ekspresinya! Nadanya sungguh angkuh!] [Astaga, aku tiba-tiba memiliki sebuah dugaan yang mengerikan. Jangan-jangan Finley memiliki hubungan dengannya? Kalau nggak, kenapa dia merendah sekali di hadapan Kakak Jahat?] [Aku juga ingin menebak. Si Kakak Jahat dan Finley terlibat dalam sebuah hubungan, tapi Ibu Finley nggak menyetujuinya. Ini membuat Kakak Jahat marah, memutuskan hubungan dengan Finley, lalu sekarang Finley berusaha mendapatkannya kembali!] [Berhenti bicara omong kosong, oke? Bagian mana dari si Kakak Jahat yang layak untuk Finley tersayang?] Wajah Olivia tampak linglung. Matanya menyiratkan kekhawatiran saat menatap ke arah Ivana. Di mata orang lain, Olivia seolah khawatir pada kakaknya. Namun, sebenarnya Olivia mengkhawatirkan posisi Ivana di Keluarga Jarvis akan berubah drastis setelah kejadian ini. Bagaimanapun juga, akhir-akhir ini keluarga mereka diliputi rasa bersalah terhadap Ivana. Mereka mulai menyesali perbuatan mereka pada Ivana di masa lalu. Meskipun saat ini ada sedikit kekesalan terhadap Ivana, keluarga mereka sebenarnya masih ingin menebus kesalahan pada Ivana. Kecuali jika Ivana sengaja mencari masalah, terus menginjak batasan kesabaran mereka. "Ivana, kali ini memang kami yang bersalah." Finley mendekat sedikit ke arah Ivana, menutupi mikrofon di bajunya sambil bicara dengan suara pelan, "Apa pun masalahnya, kita bisa bicarakan nanti setelah pulang. Ibu ... ibuku benar-benar mengkhawatirkanmu." "Huh." Ivana hanya menanggapi dengan tawa dingin, tidak mengatakan apa-apa lagi. Finley benar-benar merasa kesal dengan sikap Ivana, tetapi dia menahan diri untuk tidak marah. Terakhir kali, ketika dia memarahi Ivana, Kevin langsung menegurnya habis-habisan. Finley juga sudah merenungkan segalanya. Finley menempatkan diri pada posisi Ivana. Jika dirinya yang ditinggalkan begitu saja di dalam mobil yang terbakar, dia pasti juga akan menaruh dendam. Jadi, kali ini Finley memilih untuk mengalah. [Apa-apaan ini? Kenapa Finley malah minta maaf segala?] [Jangan-jangan Finley benar-benar menyukai si Kakak Jahat?] [Jangan begitu! Dia nggak pantas dengan Finley! Nggak layak! Nggak layak!] [Omong-omong, kenapa sikap Kakak Jahat ini begitu sombong? Padahal Finley sudah merendahkan diri seperti itu! Memangnya dia pikir dia siapa?] [Suatu kehormatan baginya kalau Finley bisa menyukainya!] [Finley, cepat lari! Jangan bermain-main dengan wanita seperti Kakak Jahat. Kalau nggak, dia bisa membunuhmu tanpa kamu sadari!] Finley masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba dia melihat sebuah mobil lain datang. Tatapan Finley berubah. Kemudian, dia buru-buru mengangkat ponsel untuk bicara pada Lucy, "Bu, sudah dulu, ya. Nanti kita akan bicarakan lagi setelah siaran selesai." Setelah berkata demikian, Finley langsung menutup telepon. Dia tidak ingin menjadi bahan tertawaan rekan-rekannya di dunia hiburan! Di sisi lain, Lucy yang teleponnya diabaikan, merasa dadanya sesak oleh amarah. Dia hampir saja melemparkan ponselnya karena kesal. Kalimat dingin yang barusan dilontarkan Ivana juga masih terngiang di telinganya. Ivana berkata, "Dia itu ibumu, apa hubungannya denganku? Kenapa aku harus bicara dengannya?" Bagus! Bahkan ibunya sendiri tidak dia akui sekarang!

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.