Bab 2 Dia Tidak Mau Tunangan Orang Lain, Apalagi Sebuah Cincin
Felicia menatap dengan tajam dan tidak sabar. Dia tidak ingin berdebat dengan Jenny, bukan karena tidak berani, melainkan karena tidak perlu. Dia tidak ingin membuang-buang waktunya.
Namun, Jenny jelas tidak berniat melepaskannya.
"Ibu, lihatlah dia! Kalian sudah membesarkannya selama 20 tahun, ternyata hanya membesarkan seekor serigala yang nggak tahu berterima kasih sekaligus pencuri."
Stella juga turun dari mobil. Dia menatap Felicia, lalu melihat cincin di tanah. Meski sudah membesarkan Felicia selama 20 tahun dan menerima banyak transfusi darah darinya, Stella tetap membenci Felicia. Bagaimanapun juga, kehidupan yang dijalani Felicia selama ini adalah kehidupan yang seharusnya menjadi milik putri kandungnya.
"Felicia, kenapa kamu mencuri cincin yang diberikan Austin kepada Jenny?"
Tanpa bertanya lebih jauh, Stella langsung menjatuhkan vonis pada Felicia.
"Aku nggak mengambilnya," jawab Felicia dengan tenang. "Bukan aku yang ambil cincin itu. Menggunakan kata mencuri itu nggak tepat, Nyonya Stella."
"Kalau bukan kamu yang ambil, kenapa cincin itu bisa ada di tasmu?"
"Semua yang kamu pakai dan gunakan, semuanya dibeli dengan uang keluarga Lumington."
"Bahkan tas itu juga diberikan oleh keluarga Lumington."
Wajah Stella penuh dengan kekecewaan. "Aku tahu kamu merasa nggak puas karena Jenny sudah kembali. Kami memintamu pergi, jadi kamu menyimpan dendam."
"Tapi ini juga bukan salah kami. Putri kandung kami telah menderita bertahun-tahun di luar sana karena kamu. Bukannya seharusnya kamu mengganti semua itu?"
Felicia menatap Stella seperti menatap orang bodoh. Saat Jenny diculik oleh perawat rumah sakit, dia dan Jenny masih sama-sama seorang bayi. Apa yang dia tahu saat itu?
Apalagi, setelah Jenny dibawa pergi oleh perawat, rumah sakit takut bertanggung jawab. Entah dari mana mereka membawa Felicia untuk diberikan kepada pasangan keluarga Lumington. Orang yang bersalah itu adalah rumah sakit dan perawat itu. Apa hubungannya dengan dirinya?
Meski keluarga Lumington telah membesarkannya selama 20 tahun, selama bertahun-tahun ini dia telah membantu Stella dengan transfusi darah, membantu Jeff merencanakan strategi untuk menghasilkan uang, dan bahkan diam-diam mengambil tindakan untuk menyelamatkan keluarga Lumington saat mereka hampir bangkrut.
Kalau bicara tentang utang, dia memang tidak berutang apa-apa kepada keluarga Lumington.
Juga tidak berutang apa-apa kepada Jenny.
Kalau dipikirkan dengan serius, dia juga adalah korban. Siapa yang tidak ingin dibesarkan oleh orang tua kandungnya sendiri? Siapa yang ingin meninggalkan orang tua kandungnya untuk dibesarkan di rumah orang lain?
"Aku ulangi sekali lagi, bukan aku yang mengambil cincin itu." Felicia tidak ingin berdebat dengan Stella. Berdebat dengan orang bodoh hanya akan menurunkan derajatnya.
"Kamu nggak boleh pergi sampai menjelaskannya dengan jelas!"
Jenny mengentakkan kedua kakinya. Selain cincin itu, semua barang milik Felicia telah hancur di bawah kakinya.
"Kak Austin, lihatlah ini! Felicia mencuri cincin yang Kakak berikan padaku."
Setelah mengatakan itu, Jenny melambaikan tangan ke arah pintu.
Di pintu gerbang, sebuah sosok tinggi dan tegak berjalan masuk.
Wajahnya tampan tetapi tanpa ekspresi. Dia adalah Austin.
Tunangan yang telah dijodohkan untuk putri keluarga Lumington.
Dulu dia adalah tunangan Felicia, sekarang menjadi tunangan Jenny.
Austin berjalan mendekat. Dia melihat barang di tanah, lalu menatap cincin di tangan Jenny.
"Felicia, apa kamu benar-benar mencuri cincin keluarga Lumington?"
Mencuri?
Felicia tersenyum. Cincin itu diberikan oleh Austin sendiri kepadanya. Meski perjodohan itu sekarang sudah diserahkan kepada Jenny, cincin itu tetap berada di bawah kendalinya.
Apalagi, setelah Felicia mengetahui kalau dia bukan putri kandung keluarga Lumington, dia langsung berbicara dengan Austin untuk menjelaskan semuanya.
Dia juga menyatakan dengan tegas kalau dia tidak akan memperjuangkan pertunangan ini dan tidak akan meminta cincinnya.
"Pak Austin sudah yakin kalau aku yang mencuri cincin itu, 'kan?" Felicia menatap Austin dengan tenang. Sorot matanya dingin dan sikapnya penuh ketidakpedulian.
Sikap ini, ditambah panggilan "Pak Austin" yang dingin dan berjarak, entah kenapa membuat Austin merasa tersinggung.
Austin sebenarnya menyukai Felicia. Kalau tidak, dia tidak akan bertunangan dengan Felicia saat usianya baru 18 tahun, apalagi dengan sabar menunggu hingga ulang tahunnya yang ke-20 untuk menikahinya.
Namun, sekarang, setelah mengetahui kalau Felicia bukan putri keluarga Lumington, dia tanpa ragu mengajukan pembatalan pertunangan mereka berdua.
"Kalau kamu nggak mencuri, tunjukkan buktinya." Jenny merangkul Austin. "Kak Austin, dia tahu kalau dia akan diusir dari keluarga Lumington, jadi dia mulai mencuri."
"Felicia, kamu dulu nggak seperti ini." Austin menatap Felicia dengan kekecewaan yang terlihat di matanya.
"Felicia, aku tahu kamu suka Kak Austin, tapi yang bukan milikmu, tetap bukan milikmu."
"Felicia, keluarga Lumington sudah sangat baik padamu. Tapi di saat kamu akan pergi, kamu malah jadi pencuri. Ini benar-benar mengecewakan."
Jenny dan Stella terus melontarkan tuduhan, seolah-olah hampir langsung menempelkan label "pencuri" pada Felicia.
Felicia yang awalnya berniat pergi dengan tenang, malah tertawa kesal mendengar semua ini.
Dia menatap Jenny dan Stella dengan tajam dan penuh kemarahan yang terpantul di matanya. "Kalian mau bukti?"
"Baiklah."
Detik berikutnya, Felicia tiba-tiba menarik pergelangan tangan Jenny dan menyeretnya ke dalam vila keluarga Lumington.
"Ah, sakit."
"Lepaskan aku."
"Ibu, tolong aku."
Pergelangan tangan Jenny terasa sakit akibat cengkeraman Felicia. Tenaga wanita itu sangat besar, seolah hampir mematahkan pergelangan tangannya.
Dengan aura dingin yang mengintimidasi, Felicia menyeret Jenny masuk ke dalam vila keluarga Lumington tanpa memberikan kesempatan untuk melawan. Setelah sampai di dalam, dia mengeluarkan ponselnya, membuka sebuah aplikasi, lalu memutar video dari CCTV di kamarnya ke layar besar di vila.
Saat Jenny melihat rekaman CCTV dari kamar Felicia, matanya langsung terbelalak.
J*lang ini ... sejak kapan dia memasang CCTV di kamarnya sendiri?
Felicia menekan ponselnya beberapa kali dan video diputar ulang ke malam sebelumnya. Jeff memanggilnya ke ruang kerja untuk berbicara, sementara pembantu keluarga Lumington, Bi Rina, diam-diam masuk ke kamar Felicia. Setelah mengobrak-abrik isi kamar, Bi Rina memasukkan cincin itu ke dalam kantong di tas Felicia.
Video dipercepat hingga pagi ini. Felicia bangun, merapikan barang-barangnya dan turun ke bawah. Selama itu, dia tidak menyentuh satu pun barang yang dibeli oleh keluarga Lumington untuknya.
Selain CCTV di dalam kamar tidur Felicia, ada juga CCTV di depan pintu kamarnya.
Setelah Bi Rina memasukkan cincin itu ke dalam tas, dia keluar dari kamar dan menerima setumpuk uang dari Jenny.
Rekaman itu juga menangkap suara percakapan mereka dengan jelas.
"Bi Rina, besok beri tahu aku waktu si j*lang itu meninggalkan keluarga Lumington. Aku akan kembali untuk mengurusnya."
"Baik, jangan khawatir Nona Jenny, saya pasti akan mengurusnya dengan baik."
Setelah melihat rekaman CCTV sampai di sini, apa yang masih tidak jelas?
Austin terkejut menatap Jenny, lalu menatap Felicia. Kali ini, Felicia tidak membawa apa-apa. Dia langsung memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan berjalan keluar dengan langkah besar.
"Pak Jeff, jaga putri Anda dengan baik, jangan sampai nanti benar-benar terjadi konflik besar. Kalau itu terjadi, aku nggak akan peduli pada hubungan kita selama 20 tahun ini. Kalau terjadi masalah, semua orang akan malu."
Setelah Felicia keluar, suaranya terdengar di dalam vila.
"Dan Pak Austin, aku nggak mau tunangan orang lain, apalagi sebuah cincin."
"Meski aku nggak punya ayah dan ibu, nggak punya kekuasaan atau status, tapi aku punya tangan, kaki, dan otak. Nggak seperti seseorang yang berpikir hanya karena hidup susah selama beberapa tahun, seluruh dunia berutang padanya."