Bab 1 Pergilah, Jangan Hubungi Kami Lagi
Di rumah keluarga Lumington.
Jeff duduk di sofa dan mendorong sebuah kartu bank ke depan Felicia.
"Setelah kembali ke keluarga Santoria, jangan hubungi kami lagi."
"Ambil kartu ini. Di dalamnya ada 400 juta. Anggap saja ini sebagai rasa terima kasih terakhir dari Ayah dan Ibu karena telah membesarkanmu selama bertahun-tahun."
"Felicia, jangan salahkan kami. Jenny sudah menderita terlalu banyak selama bertahun-tahun di luar sana. Kamu telah mengambil 20 tahun hidupnya, menikmati kekayaan yang seharusnya menjadi miliknya selama 20 tahun. Kami nggak bisa membiarkanmu tinggal di sini dan terus menyakiti perasaan Jenny."
Sebulan yang lalu, keluarga Lumington menemukan putri kandung mereka, Jenny Lumington. Setelah melakukan tes DNA, mereka memutuskan untuk mengusir Felicia.
Namun, karena telah membesarkan Felicia selama 20 tahun, Jeff merasa agak tidak tega, jadi dia memutuskan untuk memberikan 400 juta kepada Felicia.
Felicia terlihat tenang. Dia hanya membawa sebuah ransel yang berisi barang-barangnya sendiri tanpa membawa apa pun yang berasal dari keluarga Lumington.
"Terima kasih, Pak Jeff, tapi itu nggak perlu."
"Keluarga Lumington telah membesarkanku selama 20 tahun dan aku telah mendonorkan darah lebih dari seratus kali untuk Nyonya Stella, jadi kita bisa dianggap saling nggak berutang apa-apa."
"Semoga Pak Jeff sekeluarga hidup bahagia bersama."
Setelah mengatakan itu, Felicia berdiri, berbalik, dan berjalan keluar tanpa menoleh lagi.
Melihat punggung Felicia yang pergi, Jeff merasa bersalah. Dia teringat semua yang telah terjadi selama bertahun-tahun ini ...
Sejak pertama kali Felicia mendonorkan darah untuk Stella, Jeff sudah tahu kalau Felicia bukanlah putri kandung mereka.
Sejak saat itu, Jeff dan Stella diam-diam mencari putri kandung mereka, tetapi tetap merawat Felicia.
Di satu sisi, mereka sudah merawatnya selama beberapa tahun dan punya perasaan sayang.
Di sisi lain, Stella tidak sehat dan perlu transfusi darah secara rutin.
Meski darah di rumah sakit sudah melalui pemeriksaan ketat, Stella tetap khawatir tentang kemungkinan infeksi.
Oleh karena itu, mereka membesarkan Felicia dengan baik dan menggunakan darahnya sebagai bayaran atas pengasuhan keluarga Lumington.
Pendonoran darah ini, kalau dihitung dari awal hingga akhir, totalnya tidak kurang dari ribuan kali.
Dari kecil hingga dewasa, Felicia telah menjadi kantong darah hidup bagi Stella.
Kemudian, setelah Stella pulih dan tidak memerlukan transfusi darah lagi, mereka kebetulan menemukan putri kandung mereka.
Putri kandung mereka, Jenny, diculik oleh seorang perawat di rumah sakit dan dijual hanya seharga jutaan rupiah. Keluarga yang membeli Jenny membesarkannya hingga dia berusia tiga tahun. Setelah itu, mereka punya anak laki-laki sendiri dan mulai tidak menyukai keberadaan Jenny hanya karena dia adalah seorang anak perempuan. Akhirnya, dia dijual lagi.
Jenny dijual ke sana kemari, hidup berpindah-pindah di berbagai keluarga, mengalami banyak kekerasan, dan hidup dengan menderita.
Saat mengetahui kalau dia seharusnya menjadi seorang putri kaya yang hidup dalam kemewahan, Jenny mengalami kehancuran mental.
Dia menangis dan marah, tidak ingin melihat putri palsu yang telah mengambil identitasnya sebagai putri asli selama 20 tahun di rumah.
Jenny bahkan mengancam kalau keluarga Lumington harus memilih antara Felicia dan dirinya, tidak bisa ada keduanya.
Jenny merasa tidak adil. Dia harus menderita selama 20 tahun, sementara Felicia hidup nyaman dengan identitasnya sebagai putri orang kaya palsu.
Jeff dan Stella merasa iba terhadap putri kandung mereka sehingga mereka mengusir Felicia tanpa ragu sama sekali meski sudah membesarkannya selama 20 tahun.
Bahkan, sebelum Jenny pulang, mereka sudah mengganti nama Felicia dan menghapuskan nama keluarga Lumington darinya.
Awalnya, Jeff mengira Felicia akan marah dan menolak pergi. Bagaimanapun juga, meski Jenny telah ditemukan, orang tua kandung Felicia belum diketahui keberadaannya.
Jeff telah mengunggah informasi Felicia ke situs pencarian keluarga. Kalau orang tua kandungnya juga sedang mencarinya, mereka bisa menghubungi Felicia.
Namun, kalau orang tua kandungnya tidak mencarinya, Jeff takut Felicia akan tetap tinggal. Oleh karena itu, dia berbohong, mengatakan kalau ayah kandung Felicia bermarga Santoria dan berasal dari keluarga Santoria di Kota Aldeas.
Namun, siapa sangka Felicia tidak hanya menolak uang yang ditawarkan, tetapi juga pergi dengan tegas tanpa menoleh lagi.
Mengenai apa akan ada orang yang menghubungi Felicia di situs pencarian keluarga, itu tergantung pada takdirnya.
Saat Felicia keluar dari vila keluarga Lumington dan berjalan menuju gerbang, dia melihat sebuah mobil Bentley hitam perlahan masuk ke dalam.
Felicia menepi ke samping, menunggu mobil itu lewat.
Namun, saat mobil itu sampai di depannya, kecepatannya melambat dan akhirnya berhenti.
Jendela mobil turun, menampilkan wajah Jenny yang muram dan sinis.
Felicia berdiri dengan tenang dan tatapannya bertemu dengan Jenny.
Sejujurnya, Jenny tidak jelek. Namun, karena penderitaan yang dialaminya selama bertahun-tahun, wajahnya menjadi tampak sinis, penuh dengan rasa iri dan kebencian.
Jenny membuka pintu mobil dan turun. Dia memandangi Felicia dari atas ke bawah. Felicia mengenakan jaket hitam, celana jeans, sepatu olahraga putih, dan membawa ransel di punggungnya. Rambut panjangnya diikat menjadi ekor kuda, tanpa riasan, dan sepasang mata cantik berbentuk persik sedang menatapnya dengan dingin.
Meski hanya berpakaian sederhana tanpa barang mewah, Felicia terlihat seperti seseorang yang memancarkan aura kelas atas.
Wajah mungilnya punya fitur yang sangat cantik dan menawan. Meski tanpa riasan pun, dia tetap memukau. Namun, sepasang mata dinginnya menambahkan kesan dingin dan jarak yang membuatnya tampak sulit didekati.
Hal yang paling mencolok adalah kulit Felicia yang sangat putih dan bersih tanpa cela. Bahkan hanya dengan berdiri di sana, Felicia menjadi sosok yang paling mencuri perhatian di kerumunan.
Sementara itu, Jenny mengenakan pakaian mewah terbaru yang baru saja dibelikan oleh Stella. Di tangannya, dia membawa tas keluaran terbaru dari Chanel. Rambut dan wajahnya tampak telah mendapatkan perawatan, tetapi hasilnya belum cukup untuk memulihkan kerusakan bertahun-tahun.
Jeff dan Stella tidak jelek, sebaliknya keduanya terlihat cukup tampan dan cantik. Sebagai putri kandung mereka, tentu saja Jenny tidak akan punya wajah yang terlalu jelek.
Namun, mata Jenny yang penuh kebencian dan cemburu, ditambah dengan kulit wajahnya yang kusam, membuatnya tampak garang dan tidak ramah.
Kalau dibandingkan, Jenny seperti ratu jahat yang kejam, sementara Felicia seperti putri putih yang dingin dan tidak terjangkau.
Hanya dengan perbedaan warna kulit, Jenny sudah merasa marah dan cemburu. Belum lagi perbedaan besar dalam pendidikan yang diterima keduanya selama bertahun-tahun.
"Keluarkan semua barang di tasmu." Jenny memerintah dengan nada tinggi dan angkuh. "Kalau kamu berani membawa pergi barang apa pun dari keluarga Lumington, kamu akan mati."
"Dasar pencuri rendahan, kamu sudah mencuri hidupku. Jangan bermimpi mencuri barang milik keluarga Lumington!"
Felicia melirik Jenny dengan pandangan dingin. Dia mengabaikan Jenny, lalu berjalan pergi dengan ransel di punggungnya.
"Berhenti."
Jenny mengulurkan tangannya untuk menarik ransel Felicia hingga terbuka. Ritsletingnya terlepas, dan barang-barang di dalamnya berhamburan ke tanah.
Saat Jenny melihat salah satu barang di dalam tas itu, amarahnya langsung meledak.
"Dasar perempuan j*lang! Kamu mencuri cincin tunangan yang diberikan keluarga Graham padaku!"
Felicia mengangkat alisnya. Di dalam ranselnya, entah bagaimana ada sebuah barang yang bukan miliknya
Cincin pertunangan yang diberikan oleh Austin, putra sulung keluarga Graham.
Keluarga Lumington dan keluarga Graham sudah lama menetapkan perjodohan sejak kecil. Saat Felicia berusia 18 tahun, Austin datang melamar dan memberikan cincin ini sebagai simbol pertunangan.
Rencananya, saat Felicia mencapai usia 20 tahun, usia legal untuk menikah, mereka akan mendaftarkan pernikahan dan mengadakan pesta pernikahan.
Namun, sekarang hanya tersisa tiga bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-20. Dengan kembalinya Jenny, perjodohan itu tentu saja menjadi milik Jenny.
Felicia yakin dirinya tidak membawa cincin itu saat dia pergi. Jelas ada seseorang di keluarga Lumington yang sengaja menjebaknya.