Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3 Satu-satunya Orang di Keluarga Lumington yang Benar-benar Menyayanginya

Setelah berkata dengan dingin, Felicia berbalik, memasukkan kedua tangannya ke saku, dan pergi dengan tangan kosong. Jenny menggigit bibirnya. Wajahnya tampak agak canggung. Setelah beberapa saat, dia menggertakkan giginya dan mengentakkan kakinya dengan kesal. "Ayah, Ibu, lihat dia! Apa maksudnya? Apa dia ingin memutus hubungan dengan keluarga?" "Keluarga Lumington telah merawatnya selama bertahun-tahun. Dia mengambil alih kehidupanku selama 20 tahun, tapi sekarang dia berani mengatakan hal seperti itu." "Seolah-olah keluarga Lumington berutang padanya." Stella merasa sedih melihat putri kandungnya dipermalukan oleh Felicia, terutama di depan Austin. Dia benar-benar merasa malu. Stella memandang punggung Felicia yang menjauh dan mengumpat, "Dasar nggak tahu berterima kasih! Sia-sia saja keluarga Lumington merawatnya selama ini." "Kak Austin, semua ini cuma kesalahpahaman." Jenny menggigit bibirnya sambil menatap Austin dengan hati-hati. Saat dia pertama kali kembali ke keluarga Lumington dan melihat Austin di pesta pengakuan keluarga, dia langsung menyukai Austin. Namun, dia tahu kalau Felicia dan Austin telah tumbuh bersama sejak kecil sebagai teman masa kecil. Jenny sangat khawatir Austin menyukai Felicia dan menolak membatalkan pertunangan mereka. Kemudian, Jenny mencari Bi Rina dan menciptakan skenario untuk menuduh Felicia sebagai pencuri saat Felicia meninggalkan rumah keluarga Lumington. Dia berharap Austin melihat Felicia yang tidak punya ayah dan ibu sebagai wanita buruk hingga ke akarnya. Namun, siapa sangka Felicia memasang CCTV di dalam kamarnya, bahkan di depan pintu kamarnya juga ada. Austin merasa kecewa. Namun, mengingat Jenny adalah putri kandung keluarga Lumington yang telah menderita di luar sana selama bertahun-tahun, mengingat dia tidak punya rasa aman serta merasa iri terhadap Felicia yang menggantikannya hidup sebagai putri keluarga Lumington, Austin memaklumi kalau Jenny melakukan sesuatu untuk melawan. "Nggak apa-apa. Karena ini hanya kesalahpahaman, yang penting Felicia nggak mencuri barang keluarga Lumington." Austin tersenyum. "Jenny, Tante Stella, Om Jeff, aku masih ada sedikit urusan, jadi aku pamit dulu, ya." Jenny ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Stella segera menarik tangan Jenny dan tersenyum pada Austin. "Baiklah, Austin. Kalau gitu, selesaikan urusanmu dulu! Nanti mampirlah untuk makan malam." "Baik." Austin menyetujuinya, lalu segera berbalik dan meninggalkan rumah keluarga Lumington. Setelah keluar dari rumah keluarga Lumington, Austin mengemudi sebentar hingga melihat Felicia yang berjalan di pinggir jalan dengan tangan dimasukkan ke dalam saku. Felicia memiliki tubuh tinggi dan ramping dengan proporsi yang sangat baik. Dia punya penampilan yang cantik dan menawan. Bahkan wajahnya yang tanpa riasan terlihat menarik, apalagi saat menggunakan riasan lengkap. Dulu, ibu Austin, Leyla Benjamin, pernah berkata kalau Felicia tidak seperti putri Jeff dan Stella. Fitur wajahnya yang halus dan cantik sangat memukau, bahkan kalau semua kelebihan Jeff dan Stella digabungkan juga tidak akan bisa menandinginya. Saat itu, Austin hanya tertawa dan berkata, "Memangnya kenapa kalau gen mereka bermutasi? Yang penting lebih baik dan lebih cantik." Sekarang, ternyata Felicia benar-benar bukan putri keluarga Lumington. Perasaan Austin campur aduk. "Felicia, kamu mau ke mana? Aku antar kamu." Austin mengemudikan mobilnya ke samping Felicia, menurunkan jendela mobil, dan berkata padanya. Felicia menatap Austin, lalu menggeleng pelan. "Nggak perlu." Dia bukan lagi putri keluarga Lumington, jadi pertunangannya dengan Austin juga tidak berlaku lagi. Meski mereka tumbuh bersama sejak kecil, Felicia tidak tertarik bersaing dengan wanita lain demi merebut hati seorang pria. "Meski kamu bukan putri keluarga Lumington, apa itu berarti kita juga bukan teman?" Austin menatap Felicia dengan sedih. "Apa semua kenangan kita tumbuh bersama juga palsu?" "Naiklah, aku antar kamu. Di sini sulit untuk dapat taksi." Felicia berpikir sejenak. Memang akan memakan waktu cukup lama untuk keluar dari sini dan mendapatkan taksi, jadi dia memutuskan untuk membuka pintu mobil dan duduk di dalamnya. "Antarkan saja sampai ke tempat yang mudah dapat taksi." "Aku antar sampai tujuanmu." "Nggak perlu. Sekarang kamu itu tunangan Jenny. Seharusnya kita menjaga jarak," kata Felicia dengan nada datar, menolak tawaran baik Austin. Dada Austin terasa sesak. Namun, melihat Felicia yang tampak tidak peduli sama sekali, dia merasa makin kesal. Dia mengemudi dalam diam. Setelah tiba di tempat yang ramai dan mudah mendapat taksi, dia menghentikan mobil dan membuka kunci pintu mobil tanpa ekspresi. "Makasih." Felicia turun dari mobil, mengeluarkan ponsel, dan mentransfer 40 ribu ke rekening Austin dengan catatan: "biaya taksi." Setelah itu, dia memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berdiri di pinggir jalan dengan tangan di saku sambil menunggu taksi lewat. Saat sebuah taksi mendekat, dia langsung melambaikan tangan untuk menghentikannya. "Ke Panti Jompo Milates." Setengah jam kemudian, taksi berhenti di depan Panti Jompo Milates. Felicia turun dari mobil, menyapa petugas keamanan, lalu berjalan masuk dengan langkah lebar. "Felicia datang untuk menjenguk Nenek Esther, ya!" "Ya." Di sepanjang jalan, para perawat dan dokter yang melihat Felicia menyapanya dengan ramah. Felicia adalah tamu yang sering datang ke Panti Jompo Milates. Dia sering menjenguk nenek dari keluarga Lumington, sedangkan Jeff dan Stella jarang sekali datang. Felicia pergi ke ruang perawatan Esther. Esther sedang duduk di dekat jendela. Di atas meja di depannya terdapat beberapa boneka Pikachu. Dia memegang salah satu boneka itu, lalu berbicara dan tertawa seolah sedang berbincang dengan boneka lainnya. "Felicia, ketangkap kamu." "Jangan lari, aku gelitikin." "Hahaha!" Esther memainkan peran Felicia dan dirinya sendiri sambil tertawa riang. Hati Felicia terasa perih melihatnya. Dia melangkah mendekat. Dulu Esther tidak seperti ini. Dia adalah satu-satunya orang di keluarga Lumington yang benar-benar menyayangi Felicia. Esther awalnya sehat secara mental, tetapi saat Felicia berusia 16 tahun, Esther menyelamatkannya dari kecelakaan dan tertabrak mobil. Akibatnya, kecerdasannya menurun hingga setara anak berusia enam tahun. Sejak saat itu, Jeff dan Stella sering merasa tidak sabar mengurus Esther. Meski ada pembantu yang merawatnya di rumah, mereka tetap merasa terganggu. Stella tidak bisa menerima kenyataan kalau Esther sering memanggilnya "Ibu" dan Jeff "Ayah." Setelah beberapa kali merasa kesal, dia meminta Jeff untuk mengirim Esther ke Panti Jompo Milates. Dalam empat tahun terakhir, hanya Felicia yang sering menjenguk Esther, sementara Jeff dan Stella tidak pernah datang lagi setelah beberapa kunjungan rutin di awal. Bahkan, biaya pengobatan Esther juga tidak mereka tanggung. Mereka beralasan kalau Esther menjadi seperti ini karena menyelamatkan Felicia, jadi biaya itu harus ditanggung oleh Felicia. Felicia tidak keberatan soal uang. Bahkan, selama Esther bisa pulih, dia rela melakukan apa saja. Baginya, Esther adalah segalanya. Lagi pula, keluarga Lumington berhasil menjadi keluarga terkaya di Kota Aldeas selama bertahun-tahun ini berkat bantuan Felicia secara diam-diam. Namun, Kota Aldeas hanyalah sebuah kota kecil di Avalon. Kota Aldeas tidak berarti apa-apa di hadapan Kota Eldorado. Kalau bukan karena Felicia, keluarga Lumington sudah bangkrut dalam krisis besar lima tahun yang lalu. Namun, Jeff dan Stella tidak tahu kalau Felicialah yang telah menyelamatkan keluarga Lumington. Mereka benar-benar percaya kalau mereka adalah orang-orang genius yang bisa mengatasi semua kesulitan dengan mudah. Alasan kenapa Felicia tidak ingin benar-benar memutus hubungan dengan keluarga Lumington juga sebagian besar karena Esther. Dia berdiri di pintu masuk dan memperhatikan Esther selama beberapa saat. Esther tampaknya merasakan tatapannya. Dia segera meletakkan boneka Pikachu, berdiri dengan gembira, dan berlari ke arah Felicia. "Chacha sudah datang." "Chacha, Nenek menyimpan makanan enak untukmu. Suster nggak tahu, Nenek sembunyikan." "Cepat ke sini." Esther menarik tangan Felicia dan membawanya masuk ke kamar. Dia mengajak Felicia ke sisi tempat tidur dengan misterius, lalu menyuruhnya duduk.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.