Bab 41
Kirana pun menyeretnya ke sudut terpencil dan melakukan panggilan video kepada Gilbert.
Begitu telepon tersambung, sesosok wajah yang sudah tua dimakan usia pun langsung muncul.
Leonardi sontak tertegun.
Sosok ayah dalam ingatannya adalah tipe pria yang sangat mementingkan penampilan.
Ayahnya tidak pernah terlihat setua ini.
Leonardi pun bertanya dengan penasaran, "Ayah, perusahaan kita terancam bangkrut, ya?"
Gilbert mematikan puntung rokoknya dan bertanya dengan suara yang serak, "Kok nggak belajar? Kenapa telepon Ayah? Bokongmu gatal lagi?"
"Aku telepon bukan karena mau," sahut Leonardi dengan cemberut. "Ada yang mencari Ayah. Nih, Ayah ngobrol saja sendiri."
Setelah itu, Leonardi mengarahkan kamera ponselnya ke Kirana.
Begitu melihat wajah Kirana yang mungil dan imut, sorot tatapannya sontak menjadi berbinar.
"Kirana, ada apa mencari Paman?" tanya Gilbert sambil tersenyum.
Kirana mengerjap-ngerjapkan matanya yang hitam berkilau, lalu memasang pose cinta ke arah Gilbert.
Kirana mene
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda