Bab 48
Sheila tanpa sadar berusaha menangkapnya, tetapi gagal. Foto itu pun terjatuh ke lantai.
Sheila membungkuk untuk mengambilnya, tetap Johan seketika mengangkat kakinya dan langsung menginjaknya.
"Jadi, ini yang kamu pedulikan? Siapa sebenarnya orang di foto itu?"
Tampaknya, Johan tidak menyadari siapa yang ada di foto itu.
Sheila menelan ludahnya. Dia berusaha keras agar suaranya tetap terdengar tenang. "Bukan siapa-siapa. Kalau kamu mau dompet ini, ambil saja. Buka pintunya. Aku mau pulang."
Johan terkekeh, "Sheila, aku sangat memahami dirimu."
Makin dia memedulikan sesuatu, Sheila makin terlihat tenang.
Sesaat kemudian, dia membungkuk untuk mengambil foto yang jatuh itu.
Dia melirik sekilas tulisan di balik foto itu, lalu membacakannya dengan suara lirih, "Sheila, ini hari ke-103 kakak yang paling menyayangimu ini mau menikahimu."
Saat Johan membalikkan foto itu, terlihat seorang pemuda berdiri di bawah pohon berdaun kuning keemasan yang tersenyum cerah ke arah kamera.
Seingatnya, lok

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda