Bab 22
Jefry menatapnya diam-diam selama beberapa saat, lalu berkata, "Sebenarnya, aku lumayan senang waktu tahu kamu putus dengan Johan."
Sheila kebingungan menatapnya.
Jefry melanjutkan, "Aku pikir aku punya kesempatan."
Mendengar ini, Sheila ingin menjawab. Namun, belum sempat berbicara, Jefry sudah memotong, "Sheila, dengarkan aku dulu."
Sheila tidak jadi berbicara. Dia menatap Jefry dan menunggu kelanjutannya.
Jefry tersenyum pahit, "Aku memang suka kamu dan memang nggak bisa lupakan kamu."
Sheila menghela napas pasrah, "Jefry, nggak perlu begitu."
Jefry menggelengkan kepala: "Dulu kamu bilang aku cuma mencari kesenangan sesaat. Cuma mau bersaing dengan Johan dan nggak benar-benar suka kamu.
Tapi, kamu tahu jelas yang mau saingan bukan aku. Sampai sekarang aku masih nggak tahu aku kalah di mana."
"Semua sudah berlalu begitu lama. Nggak perlu dibahas lagi siapa yang menang dan kalah."
Ekspresi Sheila tetap tenang.
Jefry merasa tidak puas dan bertanya, "Apa Johan begitu baik di hatimu?"
Sh

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda