Bab 21
Sheila terdiam.
Apa sih yang dikatakan Luki?
Kenapa terasa aneh?
"Kamu belum sarapan?"
Sheila bertanya.
"Ya."
"Kalau gitu, kamu pergi makan sekarang. Nggak perlu tunggu aku."
"Nggak apa-apa. Aku nggak terlalu kenal area sekitar kantor. Kamu tahu aku baru pulang dari luar negeri, juga nggak punya banyak teman."
"Temanmu banyak sampai tinggal di panti jompo. Masih bilang nggak punya teman?"
Sheila langsung terus terang.
Setelah cukup lama, Luki baru menjawab, "Kamu pergi makan sama teman saja. Teman lebih penting."
Setelah itu, tanpa menunggu Sheila jawab, dia langsung memutuskan sambungan telepon.
Sheila menatap telepon yang terputus dengan raut wajah kebingungan.
"Sheila, siapa itu?"
Wanda bertanya karena penasaran.
Sheila menyimpan ponselnya dan menjawab seadanya, "Teman."
Setelah itu, dia kembali duduk di kursinya.
Wanda mendekat dan berkata dengan suara pelan di telinganya, Sheila, jangan pergi. Aku sudah janji pada Pak Jefry."
Sheila menghela napas dan menyetujui dengan suara pelan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda