Bab 315
Kakakku masih menunggu jawabanku.
Aku berkata, "Nggak apa-apa. Aku naik dulu."
Kakakku tidak senang.
Dia menarikku sembari berkata, "Tadi, bukannya kamu memukulku dengan sangat kuat? Setelah kamu memukulku, menangis sebentar, kamu bilang nggak apa-apa? Kamu jelaskan dulu, baru naik ke atas."
Aku dengan kesal berkata, "Aku nggak mau! Biar kamu mati kesal!"
Kakakku sangat marah. Dia bertanya, "Apa kamu bertengkar dengan orang bermarga Winsley itu? Kenapa dia tiba-tiba pergi dinas tanpa memberitahumu?"
Aku merasa makin kesal.
Memang benar adik kakak, saat baik memang benar-benar baik.
Baru saja kakakku bilang akan berjuang mati-matian untukku.
Ketika marah, mereka seperti musuh dan tidak ada yang mau mengalah. Mereka berdua saling menusuk untuk melukai satu sama lain lebih dalam.
Aku yang bingung pun berkata, "Aku memang nggak tahu. Dia tiba-tiba pergi dinas dan nggak kasih kabar apa pun."
Kakakku tiba-tiba tertawa.
Aku memukulnya dengan marah dan berkata, "Kenapa kamu tertawa?"
Kakakku m
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda