Bab 87
Setelah Nindi melihat Sania, tatapannya berubah.
Terkadang, takdir benar-benar menyebalkan!
Orang yang tidak ingin ditemui, bisa ditemui di manapun.
Sania berjalan santai sambil berujar, "Kak Nindi, kamu sudah lama pergi dari rumah. Kak Leo juga cemas sama kamu. Jadi, dia membekukan kartu kreditmu. Jangan berpikir aneh-aneh, ya."
Nindi tampak tenang. Di kehidupan sebelumnya, ada banyak kesulitan yang dia alami usai kartu kreditnya dibekukan.
Sekarang, Nindi baru mengerti kalau seseorang hanya bisa mandiri jika mempunyai finansial stabil!
Ketua Kelas Luna langsung menjawab dengan nada bicara yang tajam. "Cukup, Sania. Jangan sok pamer. Kalau Nindi mau kembali, dia bisa saja menjadi Nona Besar lagi. Kalau kamu, jelas nggak akan bisa."
Sania menggertakkan gigi penuh amarah. Dia paling benci saat orang lain menyebut latar belakangnya.
Nindi tidak menghiraukan Sania, dia langsung melihat ke arah pelayan dan berkata, "Saya ingin coba dua gaun ini."
Pelayan, yang sudah tahu siapa Nindi, tidak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda