Bab 86
"Begini. Aku mulai sekolah dua bulan lagi. Jadi, aku nggak tahu bisa siaran langsung berapa lama setiap harinya."
"Nggak apa-apa. Syaratnya bisa diubah menjadi siaran langsung di akhir pekan dan nggak perlu di hari kerja. Bagaimana?"
Nindi agak terkejut. Ternyata, syaratnya bisa diubah begitu mudahnya, ya?
Dia menjawab, "Biar kupikir-pikir lagi, ya."
"Aplikasi siaran langsung kami sangat kuat, jangan terpengaruh orang-orang dari Siaran Langsung Siento. Kami juga tahu mereka menawarkanmu 11 miliar rupiah, 'kan? Kami tawarkan 22 miliar rupiah setahun. Bagaimana menurut Anda?"
'Tawaran 22 miliar rupiah?'
Antusias Nindi pun agak meningkat.
Dia membalas, "Baiklah, akan aku pikirkan dulu. Aku akan membalas lagi nanti."
Usai Nindi menutup telepon, dia meninggalkan ruang kerja.
Cakra, yang duduk di sofa, masih memegang telepon di tangannya.
Dari seberang telepon bisa terdengar suara, "Tuan Muda, saya sudah kasih tahu pihak manajemen Siaran Langsung Drego ..."
Mendengar suara langkah kaki, Cakr
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda