Bab 52
Nindi perlahan melangkah maju, membuat si Dua merasa takut hingga langkahnya terus-menerus mundur.
Nindi cuek saja saat kembali bicara, "Kalau mengenali aku sebagai putri keluarga Lesmana, jaga saja sikapmu supaya aku nggak menyerahkan semua bukti kecuranganmu pada Sania di sekolah. Saat itu, mungkin Sania nggak kena masalah, tapi kamu belum tentu selamat."
Sejak insiden kecurangan, si Satu tidak masuk sekolah lagi setelah cuti.
Wajah Nindi tampak pucat, seakan-akan begitu mudah tersulut emosi dan sulit didekati.
Si Dua benar-benar ketakutan hingga lari terbirit-birit.
Setelah Nindi kembali dari toilet, Ketua Kelas Luna mendekatinya seraya berujar, "Nindi, kalau Sania lapor ke Guru, aku bisa menjadi saksi buatmu. Tadi, si Dua lebih dulu memfitnahmu dan bicara hal-hal buruk tentangmu."
Mendapati kehadiran Ketua Kelas, ekspresinya terlihat agak melega dan berucap, "Terima kasih."
Sebenarnya, Nindi tidak ingin menghiraukan Sania dan kelompoknya.
Namun, ada saja orang yang perlu diberi pel
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda