Bab 53
Tubuh ramping milik Nindi tampak terdiam di tempat. Wajahnya sangat tenang.
"Ya!"
"Oke, oke!"
Leo lekas mencabut jarum infus Sania dan menggendongnya. "Ayo, kita pergi. Nggak perlu dirawat di sini."
Sania diam-diam memeluk leher Leo dengan seberkas puas di hatinya.
Setibanya Leo di pintu dan menyaksikan hujan deras di luar, dia tersadar bahwa payung yang dia bawa sangat kecil.
Leo melirik payung besar di tangan Nindi, tampak begitu percaya diri saat menawarkan, "Beri payung kamu padaku. Kamu sendirian, cukup kalau pakai payung kecil."
Nindi merasa situasi ini terbilang lucu. "Kenapa?" tanyanya ingin tahu.
"Sania sakit karena kamu. Sudah seharusnya kamu serahkan payung itu."
Cakra, yang berdiri dekat mereka, menendang payung kecil yang dilempar Leo dan menginjaknya hingga hancur.
Cakra hanya menatap sinis dan berkata, "Dia menganggap kalian sebagai saudara kalau dia mau saja. Sekarang, dia nggak sudi lagi. Menurutmu, kalian itu apa?"
Leo nyaris meledak karena emosi.
"Nindi, perlukah mem
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda