Bab 138
Detak jantungnya melambat sejenak. "Kalau nggak mau bilang, ya sudah, aku nggak akan tanya lagi."
Nindi tiba-tiba merasa tidak nafsu makan. Dia meletakkan sumpitnya dan berdiri. "Sudah jam segini, aku berangkat duluan supaya nggak terjebak macet di jalan."
Sebelum pergi, Cakra mengingatkan dengan nada datar, "Ingat, jangan mudah luluh."
Nindi menatap wajahnya yang tampan, mengingat caranya membalas pesan tadi. Hatinya terasa berat. "Aku nggak akan mudah luluh. Bersikap lunak pada pria sama saja dengan kejam pada diri sendiri."
Nindi mengambil tasnya dan pergi.
Cakra melihat sosok belakangnya, sudut bibirnya melengkung. Siapa sebenarnya yang dia maksud?
Dia dengan santai mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan kepada Zovan. "Berhenti bergosip kalau nggak mau dipukul."
Pagi-pagi sekali, Zovan sudah terus-terusan mengirim pesan bertanya macam-macam.
…
Nindi naik lift dan meninggalkan gedung apartemen.
Saat di pintu masuk, dia mendengar para lansia sedang berkumpul dan berdiskusi. "Akhirnya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda