Bab 137
Cakra berdiri di ruang kerja yang remang-remang, siluetnya menyatu dengan kegelapan.
Dia tahu apa yang telah dialami Nindi, dan percikan amarah di hatinya seketika menyala.
Ternyata ada yang berani memendam pikiran kotor terhadap orang yang dia lindungi dengan hati-hati.
Pria paruh baya itu akhirnya sadar dan segera memohon ampun, "Aku cuma asal bicara, aku minta maaf, aku nggak sengaja."
Siapa yang menyangka dua pria muda ini punya latar belakang semengerikan itu!
Melihat cara mereka bertindak, jelas mereka bukan orang biasa.
Jam tangan yang dipakai pria muda ini sudah lama tidak diproduksi, bahkan dengan uang pun tidak bisa dibeli.
Pria paruh baya itu sangat menyesal, kalau tahu begini, tadi malam dia seharusnya tidak keluar rumah.
Cakra berdiri, sudut bibirnya terangkat dengan senyum penuh penghinaan. "Kalau minta maaf berguna, untuk apa polisi?"
"Kalau begitu, bagaimana kalau aku minta maaf langsung ke dia?"
"Penampilanmu yang menjijikkan itu nggak pantas muncul di depannya. Sekara
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda