Bab 117
Senyuman di wajah Sania membeku seketika. Awalnya, dia sempat berpikir mereka datang untuknya.
Ternyata, mereka datang karena si Nindi murahan itu!
Sania buru-buru memasang senyuman tipis, "Dia sudah pulang setelah kerja tadi."
"Kamu nggak undang dia?"
"Tentu saja aku sudah undang Kak Nindi. Tapi dia yang nggak mau ikut makan bersama. Selain itu, sepertinya dia juga kurang akrab sama orang-orang di kantor."
Sania menjelaskan dengan ekspresi pura-pura sedih, "Aku benar-benar sudah berusaha membujuknya."
Leo tampak sedikit melunak, "Aku tahu betapa buruknya sifat Nindi, tapi aku nggak menyangka dia benar-benar mau ke cabang buat menyelesaikan masalah itu. Kupikir dia nggak akan bertahan lama."
Nando tersenyum pahit, "Aku sudah mencoba berbagai cara agar dia mau pergi. Saat ini, cuma dia yang bisa menyelesaikan masalah tembok pelindung itu."
"Kak Nando, Nindi itu sengaja bertingkah begini. Buat apa kamu memaksanya pergi ke perusahaan? Kalau memang sulit, lebih baik batalkan saja proyek it
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda