Bab 116
Nindi mendongak tanpa ekspresi, "Nggak ada niat apa-apa."
"Heh, orang baru, apa-apaan sikapmu ini? Berdiri! Aku bilang berdiri, dengar, nggak?"
Dengan sekali gerakan, Nindi berdiri, hingga kursi di belakangnya bergeser jauh.
Sang ketua tim yang berpenampilan lusuh itu terkejut setengah mati, "Kamu ini baru masuk, tapi sudah mau cari mati, ya? Dia itu Nona Besar, tahu!"
Sudut bibir Nindi melengkung membentuk seringai sinis, "Nona Besar apaan dia itu?"
"Kalau bukan dia, memangnya kamu Nona Besar-nya, ya?"
Melihat situasi yang memanas, Sania buru-buru mencoba melerai, "Sudahlah, anggap saja aku juga orang baru di sini. Nggak perlu bersikap terlalu hormat padaku. Apalagi sampai ribut begini gara-gara aku!"
Ketua tim itu langsung mengambil kesempatan untuk menjilat, "Nona Besar benar-benar bijaksana!"
Tanpa berkata apa-apa lagi, Nindi berbalik dan melangkah keluar menuju toilet. Dia tidak ingin lagi melihat wajah Sania yang terus-terusan muncul di hadapannya.
Ketika mencuci tangan, Sania ti
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda