Bab 6
Mengapa Harold sang pendiri Keluarga Yusan yang telah pensiun dan kakek Charles ada di sini?
Keluarga Guria dianggap sebagai penyelenggara perjamuan hari ini, tetapi Keluarga Guria telah jatuh ke titik ini dan hanya ada beberapa keluarga kaya dengan penampilan palsu yang datang. Mengapa mereka mengundang kepala Keluarga Yusan yang bisa membuat Kota Lurin berguncang hanya dengan menghentakkan kakinya?
Aku mengerutkan kening dan berdiri di sana sambil menatap kakek dan cucunya itu. Yang satu menatapku dengan acuh tak acuh, sementara yang lainnya menatapku dengan kewibawaan yang mengandung penghinaan. Sikap yang paling kukenal di masa lalu.
Benny terus memanggilku dua kali, tetapi aku tetap tidak menjawab.
Raut wajah Benny menjadi muram. Liana yang berada di sebelahnya, segera mendekat dan menarik lenganku.
Dalam kehidupan sebelumnya, aku hanya bertemu Harold tiga kali. Setiap kali kami bertemu, semuanya dimulai dengan mempersulitku dan diakhiri dengan mempermalukanku.
Arelia adalah cucu dari rekan seperjuangan Harold. Kedua teman lama itu telah menjodohkan keduanya sebagai kekasih masa kecil, sayangnya aku malah masuk di antara mereka dan secara tidak langsung memaksa Arelia pergi ke negara lain, jadi Harold sangat membenciku.
Meskipun aku sendiri yang merawat Harold setelah dia menderita stroke dan lumpuh, merawatnya dengan cermat tidak membuatnya mengubah sikap terhadapku.
Aku tidak menginginkan Charles dalam hidup ini, apalagi siapa pun di Keluarga Yusan.
"Pak Harold, ini putriku, Valen." Benny mengungkapkan sanjungannya kepada Keluarga Yusan, "Pada tanggal 15 bulan lalu, Valen masuk ke mobil Tuan Muda Charles dan nggak pulang sepanjang malam. Keesokan harinya saat pulang, dia masih mengenakan pakaian Tuan Muda Charles."
Ketika Benny selesai berbicara, mataku membelalak dengan tidak percaya.
Apa maksud ucapan Benny ini?
Apakah dia memberi tahu Harold kalau Charles dan aku bermalam di luar?
Konyol! Konyol sekali!
Kupikir dia hanya ingin menggunakan hubunganku sebagai teman sekelas untuk menjilat Harold dan menempel pada Keluarga Yusan. Aku tidak pernah menyangka dia tidak akan ragu untuk memfitnahku demi kemuliaan dan kekayaan.
Bagaimana bisa ada seorang ayah yang seperti ini?
Kemarahan dan kekecewaan di dalam hati membuatku marah. Aku menatap mata Charles tanpa berkomentar dan cibirannya bagaikan tamparan panas di wajahku.
Seolah sedang berkata, "Valen, kamu benar-benar nggak tahu malu."
Benar! Tujuan Benny jelas dan aku merasa itu sangat tidak tahu malu!
Aku menahan semua emosiku dan mencoba berbicara dengan suara tenang, tetapi Harold lebih cepat dariku.
Dia menoleh ke arah Charles dan bertanya, "Charles, apakah yang dikatakan ayah teman sekelasmu itu benar?"
Charles menatapku dan suaranya yang rendah terdengar sinis, "Kakek, mungkin ayah Valen nggak akan percaya apa pun yang aku katakan. Bagaimana kalau kita biarkan Valen mengatakannya sendiri?"
Meski telah terlahir kembali, cinta sepuluh tahun terakhir masih terukir di dalam tulangku.
Aku bisa secara rasional menjauhkan diri dari Charles dan tidak ingin lagi berhubungan dengannya, tetapi aku tetap masih terluka oleh kata-katanya yang mencemooh.
"Valen, bicaralah!"
Sikap diamku membuat Benny kesal. Dia mengangkat tangan untuk memegang bahuku. Wajahnya menunjukkan senyuman, tetapi tatapannya penuh ancaman, "Bukankah kamu menyukai Tuan Muda Charles? Pak Harold ada di sini. Selama kamu mengatakannya, kita para tetua juga setuju kalau kalian berdua bersama."
Aku menertawakan ketidaktahuan Benny.
Dia benar-benar mengira Keluarga Yusan dari Kota Beluga adalah keluarga lemah dan bisa menikah dengan Keluarga Yusan hanya dengan mengarang alasan.
Selama bertahun-tahun, ada banyak orang mencoba mendekati Keluarga Yusan dengan segala cara, baik dengan atau tanpa hasil. Sekarang bagaimana bisa sampai tiba giliran Keluarga Guria yang akan hancur?
Aku mendorong tangan Benny. Dia mundur dua langkah, kemudian berbalik untuk melihat ke arah Harold dan Charles sambil berkata dengan tenang, "Saat hujan deras turun pada tanggal 15 bulan lalu, Tuan Muda Charles nggak ada mobil yang menjemputku, jadi dia berbaik hati mengantarku ke rumah teman sekelasku."
"Aku bersama sahabatku Cecilia malam itu. Kalau Pak Harold dan ayah nggak percaya, aku bisa menelepon sahabatku."
Setelah aku selesai berbicara, setiap orang yang hadir menunjukkan ekspresi berbeda.
Aku mengabaikan mereka dan membungkuk kepada Harold dengan tenang, "Pak Harold, maafkan aku. Tuan Muda Charles telah berbaik hati memberiku tumpangan, tapi malah disalahpahami. Aku minta maaf karena telah menyebabkan masalah bagimu dan aku berjanji kelak nggak akan melakukannya lagi."
"Ditambah lagi ...." Aku menegakkan tubuh dan menatap Charles, menatap wajah yang bisa dikenali dan tidak bisa kulupakan sambil berkata perlahan, "Sebelumnya, akulah yang nggak sopan dan melupakan perbedaan antara pria dan wanita, membuat semua orang salah paham kalau aku menyukai Tuan Muda Charles. Dia pandai dan punya sifat yang baik. Aku sangat mengaguminya."
Charles, aku benar-benar tidak menginginkanmu lagi.
Aku berkata di dalam hati.
Kata-kata ini adalah ekspresi terselubung dari sikapku terhadap Charles, tetapi Charles mencibir.
Aku tidak mengerti apa yang dia cemooh, jadi aku mengerutkan kening dan memelototinya, tetapi malah melihat sorot matanya terlihat suram. Untungnya, Harold sangat puas dengan jawabanku dan bahkan memuji aku.
Setelah Keluarga Yusan pergi, Benny meraih lenganku dengan marah dan menarikku ke sudut taman.
"Valen, beraninya kamu melawanku?" Benny melemparkanku ke lantai dan mengangkat kakinya untuk menendangku, "Kamu cari mati, ya!?"
Aku hendak melawan ketika suara tidak asing yang jenaka terdengar.
"Wah, apa aku salah lihat? Pak Benny akan melakukan kekerasan terhadap putrinya sendiri?"
Aku menoleh dan melihat mata jernih yang tidak asing itu.
James, pendukung Arelia dan musuh bebuyutan Charles.
Kalau Arelia adalah bayangan dalam hidupku di kehidupanku sebelumnya, James adalah iblis yang tersembunyi.
Meskipun terlihat seolah tersenyum padaku, pada kenyataannya sudah entah berapa kali dia menikamku. Ini juga merupakan alasan utama mengapa pada akhirnya aku tidak punya satu pun teman.
Akan tetapi di kehidupan terakhirku, aku baru bertemu dengannya di semester kedua tahun keduaku. Mengapa kali ini sekarang dia sudah muncul?
"Tu ... Tuan Muda James ...." Benny tidak menyangka ada orang yang melihat sisinya setelah menghilangkan kemunafikannya dan seketika tidak tahu apa yang harus dia katakan.
Liana yang ada di sebelahnya langsung bereaksi dan bergegas datang untuk membantuku, "Tuan Muda James salah paham. Val cuma membantah Pak Benny, jadi keduanya pun bertengkar."
"Ini salah Pak Benny. Nggak seharusnya dia muda emosi."
Liana membantuku berdiri, menunjukkan ekspresi lembut dan sedih, "Val, jangan pedulikan ayahmu. Apa kamu terluka? Bibi akan membawamu ke dokter."
Aku menepis tangan Liana dan menepuk rokku sebelum berjalan keluar dengan kepala terangkat tinggi.
Liana mencoba mengejarku, tetapi Benny menutupi dadanya dan berteriak kalau dadanya sakit.
Aku hanya bisa tersenyum setelah mendengarkan keributan di belakangku.
Para senior menekanku dengan kasih sayang keluarga yang menyedihkan, memeras semua nilaiku dan menjadikanku batu loncatan bagi mereka untuk mendapatkan posisi lebih tinggi. Tidak lagi dalam kehidupan ini.
Setelah keluar dari hotel, aku ingat kalau aku tidak membawa apa-apa.
Ponsel dan dompetku ada di ruang tunggu.
Angin awal Juni meniup kakiku yang terbuka dan cuacanya sangat dingin hingga membuat tubuhku menggigil.
Aku berjalan di jalan raya, bertanya-tanya apakah aku harus menyelinap kembali untuk mengambil dompet ponselku atau mencari orang yang lewat untuk meminjam ponsel dan menelepon Cecilia untuk memintanya menjemputku.
"Tsk, kukira kalau begitu tangguh, saat ini kamu pasti sudah punya tempat untuk hidup enak."