Bab 495
Buktinya, dia membantu begitu banyak orang setiap tahun. Dia berderma hingga tidak punya uang untuk membayar pengobatan adiknya sendiri.
Saat itu Reynard juga tengah kritis. Jika aku tidak memberikan transfusi darah, sama saja aku membiarkannya mati.
Aku tidak bisa memahami isi pikiran Mario. Aku juga tidak ingin pura-pura bodoh lagi. Jadi, aku tiba-tiba membuka mata, menangkap basah kelembutan dan kehangatan yang dia tunjukkan padaku.
Tangannya yang menyentuh wajahku membeku. Kelembutan dan kepedulian di matanya untuk sesaat tidak dapat disembunyikan.
Setelah beberapa saat, dia menarik kembali tangannya. Namun, aku bergerak lebih cepat dan meraihnya. "Mario, sebenarnya apa maksudmu? Kamu jelas-jelas masih peduli dan mencintaiku, lalu kenapa kamu harus menyiksaku?"
Saat mengucapkan hal itu, air mataku tumpah di pipiku.
Apa aku memang secengeng ini?
Aku sering berakting tangguh, tetapi air mata selalu mengkhianatiku.
Biar sajalah air mataku mengalir di depan Mario. Biar dia tahu betapa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda