Kau alasanku
Aku tersenyum puas melihat tuan wilson tumbang tidak berdaya setelah beberapa kali erangan kenikmatan keluar dari dalam mulutnya. Aku pun segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh, sebelum melangkah ku lihat jam yang ada di ponsel sudah menunjukkan pukul 03:00 dini hari.
5 jam lamanya aku melayani pria yang sudah terkapar kehabisan tenaga itu, sebenarnya aku juga sudah lelah, bahkan begitu lelah namun lelah ini ku tahan demi uang besar yang akan aku dapatkan.
Setelah selesai dengan mengenakan semua baju, akupun mengambil tas dan amplop yang berisi uang bayaranku yang sudah di siapkan oleh tuan wilson di atas meja, dengan tersenyum tipis akupun menatap ke arah pria yang sudah tidur denganku itu.
Kemudian akupun berpaling dan berjalan keluar dari kamar hotel yang menjadi saksi bisu pekerjaan malam ku ini.
Aku melangkah menuju lobi hotel sembari memesan taksi online untuk mengantarku pulang, namun belum sempat aku mendapatkan kendaraan online itu dari aplikasi ponsel pintar terdapat sebuah panggilan yang membuat mata ku langsung terbelalak
“ Ada apa lagi dia menelponku? Bukannya besok pagi kami baru janji temu!” seru ku
Dengan malasnya aku pun mengangkat telpon itu
“ ada apa lagi? Tidak sabarkah kau menunggu pagi?” tanyaku dengan nada ejekan.
“ tolehkan badanmu”;kata singkat yang bagus ucapan dari sambungan telepon itu
Telpon itu pun terputus.
Aku langsung membalikkan badanku, betapa terkejutnya aku ketika melihat sosok pria yang beberapa jam lalu aku temui
“ bagus!!” pekikku
Bagus berjalan ke arahku, dengan senyum tipis yang terukir dari bibirnya.
“ Sudah selesai melayani pelanggan terakhirmu?” tanyanya ketika sudah berada di hadapanku
“ Darimana kau bisa tau kalau aku ada disini?” tanyaku dengan ketus kepadanya.
“ Darimana saja, itu bukan hal sulit bagiku! Lari pun kau ke pelosok dunia pun aku bisa mendapatimu!” jawabnya santai namun penuh dengan ancaman.
“ Apa kau mengikutiku?” tanya dengan kesal
“ tidak, untuk apa aku mengikutimu!” aku datang kesini Cuma untuk memeriksa hotel ini saja, dan kebetulan melihatmu keluar dari lift itu!” bagus menunjuk ke arah lift yang ada di belakangnya.
Aku pun mengangkat sebelah alisku “ memeriksa hotel ini!” apakah kau petugas keamanan yang menangkap pasangan mesum di hotel ini?” tanyaku sekaligus menghardiknya
Aku melihat kekehan dari pria itu “ mungkin saja” jawabnya enteng
Aku pun tersenyum picik ke arahnya sekaligus melipat kedua tanganku di dada “ apa kau ingin menangkapku dan membawaku ke kantor polisi?” tanya ku
“ kalau itu yang kamu inginkan aku akan melakukannya”
Bagus menarik tanganku dengan cepat kilat dan membawa keluar dari dalam hotel itu
“ lepaskan!” teriakku dengan lantang kepadanya.
Bagus tidak mempedulikan ucapanku walaupun aku mengatakannya dengan keras bahkan beberapa orang yang melintas di sekitar kami pun Memperhatikan adegan menarik yang bagus dan aku ciptakan.
Bagus membawa ku menuju ke parkiran mobil, dimana mobilnya terparkir
“ masuk lah” titahnya dengan wajah datar
Aku hanya mengikuti perintahnya tanpa membantah sedikitpun. Bagus mengendrai mobilnya membelah jalanan, selama perjalanan tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mulutnya, dia hanya menatap ke jalanan dengan fokus tanpa melirik ke arah ku sedikitpun.
“ Kita mau kemana?” tanyaku memecah keheningan yang tercipta di antara kami berdua.
“ Kesuatu tempat!” jawab bagus singkat
Aku melirik ke arah pria itu, pria yang termasuk kategori tampan namun misterius bagiku, bagaimana tidak aku masih belum tahu siapa dia sebenarnya dan apa pekerjaannya hingga dia mampu membayarku begitu mahal.
“ aku masih penasaran dengan apa pekerjaanmu?” tanya ku kembali masih dengan melihat ke arahnya.
Bagus menoleh ke arahku sejenak sebelum akhirnya kembali menatap ke jalanan “ ambillah majalah dalam kotak itu!” bagus menunjukkan ke arah box yang ada di depanku.
Tanpa mengulur waktu aku pun segera membuka box itu dan mengambil sebuah majalah yang ada di dalamnya
“ untuk apa ini?” tanya ku kembali dengan menunjukkan majalah itu.
“ buka saja dan perhatikan dengan baik baik!” titahnya
Akupun membuka majalah itu perlahan, baru di halaman pertama aku sudah mendapati wajah bagus disana, mataku membesar sempurna ketika membaca profil tentang bagus disana.
“ Ravendra bagus nugroho!” ucapku dengan lantang
“ Itu namaku! Dan kenapa wajahmu seperti itu, apa kau begitu terkejut melihat namaku atau kau pernah mendengar namaku sebelumnya!” ucap bagus
Aku mengangguk, bagiku nama itu sudah biasa di bahas ketika aku sedang dengan para pelanggan tajirku, nama yang begitu familiar keluar masuk di telingaku, bahkan aku mendengar dengan jelas Bagaimana mereka membahas tentang ravendra bagus nugroho, pengusaha yang begitu tersohor bahkan ada dari beberapa mereka yang merencanakan untuk menghancurkan ravendra bagus nugroho itu.
“ Serius ini dirimu” ucapku tidak percaya
“ Apa kau tidak mempercayaiku?” tanyanya balik
“ tidak, aku mengenalmu dengan baik, bahkan kau pria miskin yang tinggal di kawasan rumahku!” jawabku dengan lancarnya
“ hahah” ketawa bagus terdengar di telingaku
“ apa kau yakin mengenalku dengan baik, aku tinggal disana 3 tahun belakangan ini, bukan dari kecil sepertimu!” Jelasnya
“ jelas aku mengenalmu kau setiap hari berkunjung ke rumahku, bahkan sering makan disana!” Ucapku dengan sinis
“ itu sebagian kecil diriku, diriku yang sebenarnya kau belum tau!”
“ Kenapa kau melakukan penyamaran di dekatku?” tanya ku dengan ketusnya, aku masih belum percaya dengan kenyataan yang saat ini ada di hadapanku.
“ kau “ jawanya singkat
Aku membelalakkan mata “ aku?” apa kau tidak salah?” tanya ku lagi sambil meletakkan tangan di dada
“ tidak, kau alasanku menyamar seperti itu!” jawab bagus kembali dengan sebuah senyum terukir di bibirnya
“ Kenapa aku alasannya?” ucapku “ aku tidak pernah bertemu denganmu dan bagaimana mungkin aku yang menjadi alasan kau menjadi seperti ini!” aku memungkiri apa yang di ucapkan oleh bagus
“ apa kau yakin tidak pernah bertemu denganku?” karena pernah bertemu denganmu lah makanya aku menyamar seperti itu” tutur bagus dengan mata yang terus saja fokus dengan kemudinya
Aku terdiam sejenak, mencoba mengingat ingat yang telah di ucapkan oleh bagus, berulang kali aku mencoba mengingat namun tidak juga mengingat kapan aku pernah berjumpa dengan bagus pertama kali
“ kapan kita pertama kali bertemu? Dan dimana?” tanya ku dengan tatapan penuh keseriusan