Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Lingeri

Hotel havana “ Istirahat lah dulu, aku ada urusan dahulu” bagus berucap sambil mencium kening juwita. Setelah perjalan panjang mereka sampai di kamar hotel, bagus tidak langsung beristirahat melainkan pergi mengurusi semua pekerjaannya yang sudah lama tertunda akibat aktivitas ranjang dengan juwita. “ sampai jam berapa?” tanya ku ketika bagus masih mencium keningku hangat. Baguspun mengakhiri ciumannya “ belum tau, tergantung pekerjaan!” Ungkap bagus. “ pekerjaan kamu banyak?” tanya ku yang masih menahan kepergiannya. Bagus merapikan dasinya dan memakai sepatu kulit hitam yang cocok sekali dengan dirinya seperti pengusaha pengusaha sukses lainnya “ sepertinya banyak, karena ada masalah yang harus aku selesaikan terlebih dahulu” Semua baju kamu sudah ada disana” bagus menunjuk ke arah koper yang di letakkan bagus di sebelah ranjang “ dan kalau mau makan pesan saja, jangan menungguku karena aku masih belum tau kapan akan pulang” pinta bagus kembali. Aku hanya tersenyum mendengarkan semua penuturan dan perintahnya, layaknya anak yang menurut dengan orang tuanya tanpa membantah apapun.dan kebetulan juga aku bisa istirahat kan tubuhku sejenak. Bagus membuka pintu kamar kami, dan tersenyum ketika keluar dari kamar. “ see you” ucapku dan senyum lebar dan termanis sejagad raya Setelah kepergian bagus akupun membaringkan tubuhku di ranjang empuk itu dan menatap kelangit langit kamar, semua pikiranku melayang layang. Kruk Kruk Terdengar bunyi dari perut yang belum sempat ku isi dari terakhir kali kami makan. “ Aku lapar, biar sekalian lihat pemandangan di luar?” akupun segera turun dari atas ranjang itu dan bergegas mandi. Hanya memakan waktu 15 menit aku telah selesai membersihkan tubuh dengan handuk yang masih melilit di dada aku bergegas mencari bajuku yang berada di dalam koper. “ lingeri?” pekikku ketika membuka isi koper itu Aku mengeluarkan semua isi di dalamnya hanya lingeri yang ada di dalam koper itu, tanpa ada pakaian lainnya. “ apa dia hanya ingin aku selalu berada di ranjang dengannya!” gerutu ku “ dasar pria mesum!” akupun duduk di atas ranjang memperhatikan dengan frustasi lingeri lingeri yang ku buat berserakan di lantai. Lingeri dengan berbagai macam warna bahkan seperti warna pelangi dari merah, kuning, biru, hitam, aku sendiri pusing di buatnya. Aku mengacak rambutku pasar, akupun segera mengambil ponsel dan mencari namanya disana kemudian melakukan panggilan, telpon itu berdering namun tidak ada panggilan. Berulang kali aku mencoba namun tetap sama, jurus jitu terakhir akupun mengirim pesan untuknya. Mau tidak mau aku harus menggunakan lingeri itu dan memesan makanan untuk di nikamati di dalam kamar. Aku menggunakan lingeri kuning yang, yang memang aku sukai dan cocok untuk tubuhku yang dengan memperlihatkan separuh gunung kembar yang menyembul keluar dan memperlihatkan pahaku yang mulus dan putih aku pun duduk santai di sofa santai itu. “ kenapa aku bisa jumpa pria gila sepertinya” umpatku dalam hati. Tadinya aku berkeinginan menikmati pemandangan di luar hotel, namun semuanya batal karna lingeri lingeriyang masih ku biarka berserakan disana. Tidak lama dari aku berada dalam lamunan bel kamar hotel itu berbunyi aku yakin itu pasti dari pelayan hotel yang mengantarkan makanan, akupun segera bergegas menuju ke depan pintu, setibanya disana aku pun melihat dari layar depan ku berdiri ternyata benar makanan yang ku pesan telah datang. Dengan santainya akupun membukakan pintu dan disambut ramah oleh pelayan hotel itu kemudian dia masuk dan meletakkan makanan yang ku pesan. “ Thank you” kalimat itu lah yang terucap dari bibirku ketika dia keluar dari dalam kamarku. Setelah menutup pintu aku pun segera berlari kecil menuji ke arah makanan “ aku sudah lapar berat” lirihku. Aku pun melahap habis semua makanan itu tanpa sisa. ** Aku mengeliatkan badan ketika merasakan seseorang mencium keningku, itu seperti mimpi namun tambah lama kecupan itu bertambah terasa aku pun mengerjapkan mata, ku lihat bayangan bagus sudah berada di hadapanku dengan senyum lebarnya seperti biasa. Akupun segera membuka mata lebar lebar ketika sadar kalau memang bagus lah yang telah duduk di sampingku. “ Baru pulang!” sapaku kemudian segera duduk dari pembaringanku. Bagus melonggarkan dasinya yang sudah mencekik lehernya itu “ iya, maaf aku pulang larut malam!” ucapnya dengan wajah penuh rasa bersalah Aku pun terkejut “ tengah malam?” tanyaku tidak percaya “ Iya, sudah pukul 2 malam” lirihnya Aku pun segera menarik tangannya untuk melihat jam di tangan bagus. Benar apa yang di bilang bagus kalau sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Aku pun menatap ke arah bagus yang sedang memutarkan lehernya efek pegal seharian kerja. “ Banyak kerjaan ya?” tanya ku dengan menatap penuh kasihan ke arahnya. “ banyak sekali, ini pun belum selesai!” Bagus mengurut lehernya. Aku berinisiatif untuk membantunya menghilangkan rasa pegal dengan mengangkat kedua tanganku dan meletakkannya di tengkuk milik bagus. “ Kamu mau menggoda aku ya?” tanya bagus dengan penuh arti ke arahku. Akupun menyatukan alisku mendengar ucapan dari pria itu “ menggoda? Aku hanya ingin membantu menghilangkan pegal di lehermu!” jawabku “ aku tidak percaya!” “ Kenapa tidak percaya? Aku bicara benar!” aku bertambah tidak mengerti dengan ucapan pria yang telahenjadi suamiku itu. “ Tu lihat!” bagus menunjuk ke arah ku. Akupun melihat ke arah bagus menunjuk, ternyata dia menunjuk ke arah gunung kembarku yang sudah nyaris terekpose karena tali lingeri itu melorot. Akupun kembali menatap ke arah pria itu yang matanya masih mengarah ke gunung kembar itu. “ Aku tidak menggoda, bukankah kamu yang Cuma membawa baju ini di dalam koper!” tuturku dengan kesal Hahaha, terdengar suara bagus yang menggelegar di telingaku membuatku langsung mencubit pinggangnya. “ Maaf” lirihnya Akupun meletakkan tanganku di dada dan menatap tajam ke arahnya “ apa kamu cuma ingin aku menghabiskan waktu di kamar ini” ketusku “ aku buru buru kemaren tidak melihat kalau semua baju yang aku masukkan ke koper itu baju tidur penuh sensasional begini” bagus menunjuk dengan bibirnya. “ Tapi aku sudah belikan baju yang baru, lihat saja disana!” bagus menunjuk ke arah sofa yang penuh dengan paper bag belanjaan. Akupun segera berhambur menuju paper bag itu untuk memeriksa semua baju yang telah di beli oleh bagus. Satu persatu paper bag itu aku buka dan terlihat baju dengan berbagai model, dari baju kasual hingga baju formal. “ siapa yang membelinya?” tanya ku sembari menoleh ke arahnya meminta penjelasan tentang semua barang belanjaan itu. Bagus tidak menjawab hanya berjalan ke arahku, setelah tiba di dekatky bagus pun segera memeluk tubuh ku dari belakang “ siapa lagi kalau bukan aku!” jawabnya dengan meletakkan dagunya di pundakku dan tangan yang sudah melingkar di perutku

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.