Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Malam pertama atau kedua

Aku telah sah menjadi istrinya walaupun dengan status istri siri, setidaknya bisa membuatku lega karena pernikahan ini hanya berlangsung selama 3 bulan. “ Apa malam ini malam pertama atau malam kedua” ucap bagus dari arah belakangku ketika aku mengganti pakaian yang aku kenakan tadi di acara pernikahan kami. Aku menyunggingkan bibirku dan membalikkan tubuhku menghadap ke arahnya, dengan menggunakan kacamata penutup gunung kembarku dan segitiga bermuda akupun berjalan santai ke arahnya. Hingga tubuhku berada tepat dihadapnnya sengaja ku tempelkan dadaku untuk menggodanya. “ malam apa apa yang kamu inginkan, malam pertama atau kedua?” tanya ku dengan membelai pipinya. Bagus menarik pinggangku membuatku berada di pelukannya dengan tatapan mata yang tidak berkedip mengarah ke mataku “ aku tidak peduli mau jadi malam pertama atau kedua yang penting setiap malam ku habiskan denganmu!” tuturnya. Bagus pun mencium pundakku yang membuat seluruh bulu kudukku berdiri, tak henti hentinya dia menghujani pundak dan leherku dengan ciuman ciuman manis yang membuatku langsung mengerang dengan penuh kenikmatan. “ Apa kita akan melakukannya sekarang?” tanyaku sembari berbisik dan mendesah di telinganya. “ Kalau kau menginginkannya!” balas bagus dengan berbisik juga di telingaku dengan sebelah tangannya meremas gunung kembarku dengan kencang Aku pun tersenyum kepadanya “ apa kau Cuma ingin aku yang menginginkannya dan kau tidak!” ujarku Baguspun menghentikan aksi ciumannya dan melonggarkan pelukannya, membuatku langsung mengerutkan dahi. Menatap oenuh penasarak ke arahnya “ Nanti saja! Aku mau keluar dulu ada yang harus aku selesaikan!” bagus pun melepaskan pelukannya dan berjalan keluar meninggalkanku yang masih terdiam. “ apa dia mempermainkan kuu! aku sudah mulai bergairah dia meninggalkanku begitu saja!” rutukku dalam hati Akupun segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang basah dengan pemanasan singkat kami tadi ** Telah 3 jam bagus pergi meninggalkanku, Rasa bosan sudah menghantui diriku, 3 jam itu bukan waktu yang sebentar apalagi kalau di habiskan dengan berdiam sendiri di rumah, “ uffhh” aku membuang nafasku kasar aku pun berdiri dari sofa tempatku bersantai menuju ke kamar dengan niat ingin pergi dari apartemen milik bagus itu. Aku pun melepas semua pakaian rumah yang dari tadi ku gunakan dan menggantinya dengan dres mini sepaha yang memperlihatkan paha mulusku dan gunung kembarku yang menyembul kedepan. Aku melihat pemandangan tubuhku di depan kaca “ siapa yang tidak menginginkan tidur denganku dengan tubuh sepeeti ini” lirihku dengan bangganya ketika melihat pantulan diriku di kaca Akupun tersenyum penuh kepuasan. Baru hendak berbalik dari cermin itu, bagus sudah berdiri tepat di belakangku dan memeluk tubuhku dari belakang yang membuatku terkejut bukan main “ Kapan kamu pulangnya ucapku” dengan menatapnya dari pantulan kaca itu Tangan bagus yang mulai menggerayangi gunung kembarku dengan remasan remasan lembutnya “ ingin kemana?” tanyanya dengan tangan yang masih menempel di dadaku. “ Keluar, aku bosan sendirian disini” celetukku Bagus pun terdiam tanpa mengatakan apapun namun tangannya masih bergerilya dengan bebasnya keluar masuk di dalam bajuku. Aku pun langsung menghadap ke arahnya dan melingkarkan tanganku di leher bagus. “ darimana saja?” tanya ku dengan menatap manik matanya meminta penjelasan atas kepergiannya yang begitu lama. “ urusan pekerjaan!” jawabnya singkat. “ oh” aku lepaskan tanganku namun bagus langsung menarik pinggangku dan membawa kembali tubuhku ke dalam dekapannya. Mata kami saling beradu satu sama lain, seperti aura aura ingin melampiaskan hasrat menguasai gravitasi dalam ruangan itu, bagus pun langsung mencium bibirku, melakukan lumatan lumatan nikmat, tidak mau kalah aku pun membalasnya, bagus mengulum lembut bibirku memberikan gigitan gigitan kecil yang membangkitkan hasrat sanubariku. Kemudian beralih ke leher jenjang putih milikku dan memberikan kecupan kecupan penuh kenikmatan “ Ah” desahku ketika bagus memberikan tanda kepemilikan di leherku. Aku yang tidak ingin menerima saja langsung melucuti kemeja yang di gunakan oleh baju dan membuangnya kesembarang arah begitu halnya dengan bagus dia membuka resleting dress itu dan membukanya, yang tersisa hanya kacamata hitam dan segitiga hitam yang tersemat di tubuhku. Tanpa membuang waktu baguspun membuka pengait kacamata itu dan membuangnya dengan cepat, gunung kembar itupun terekpos dan berada tepat di dada atletis milik bagus. Bagus terdiam sejenak menatap ke seluruh tubuhku yang nyaris terekpos semua hanya menyisakan segitiga hitam yang masih membungkusi palung samudra milikku. Aku terdiam berdiri di hadapannya, memandangi setiap tatapan wajah pria itu yang masih menikmati kemolekan yang terpancar dari tubuhku, “ melihatmu hasratku tidak bisa di tahan” ucap bagus di telingaku Akupun tersenyum kepadanya, tanpa berkata apa apa karena aku juga merasakan hal yang sama hasratku sudah tidak bisa di tahan ingin rasanya segera melakukan aksi panas ini bersamanya di atas ranjang. Bagus meremas remas gunung kembarku dengan kedua tangannya yang membuatku menikmatinya kemudian memainkan anak gunung yang berada di atasnya tambah membuatku mengerang tak tertahankan. Merasakan kalau aku sudah tidak tahan baguspun menggendong tubuhku ala bridal menuju ke atas ranjang dan membaringkan tubuhku. Aku yang sudah biasa tidak ada terlihat malu seperti pasangan pengantin baru pada umumnya karena pekerjaanku yang memang seperti ini. Aku melihat bagus membuka seluruh celana yang masih membungkus tubuhnya hingga semua celana itu terbuka terlihat ular kobra berukuran jumbo yang sudah berdiri dan siap mematukku. Bagus pun menarik celanaku dan membukanya dengan pelan memperhatikan palung laut yang menggoda untuk di hisapnya, bagus menempelkan bibirnya disana dan mulai menggigit gigit pelan biji kacang milikku yang membuat berdesah kuat, surga dunia yang begitu nikmat ku rasa, “ ah” desahku dengan keras Bagus terus saja menggigiti dengan rakus samudra laut yang membuatku menggerang bertambah kuat. Ku gigit bibirku untuk menahan kenikmatan yang di ciptakan oleh bagus, hingga dia beralih memasukkan ular kobra yang sudah menegang itu ke dalam samudra laut milikku. Bagus memompa dengan kencang tanpa ampun, tenaganya yang begitu kuat mampu mengalahkan tenagaku yang biasanya selalu super. Pompaan demi pompaan yang di lakukan bagus membuatku meram melek, dan menggigit bibirku dengan kencang. Aku yang tidak ingin kalahpun segera memintanya berhenti dan memintanya untuk mengganti posisi aku tidak terima kalau aku terus ada di bawah, di bawah terusan akan melukai harga diriku sebagai wanita. “ aku ingin ganti posisi!” pintaku Bagus hanya tersenyum, dan melepaskan ular kobranya dari samudra lautku. Kemudian dia berbaring di sebelahku namun sebelum aku berdiri bagus dengan cepat melumat bibirku kembali seperti orang yang sedang kerasukan dia melahap habis bibirku tanpa memberi ampun

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.