Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Masih 21+

Bagus melepaskan pangutannya, kemudian melebarkan senyumnya ke arahku, sesaat aku terkesima dari pancaran senyuman begitu mempesona. Aku terdiam sesaat merasakan debaran hatiku yang tiba tiba bedetak lebih kencang. “ bagaimana kelanjutannya, apa kamu masih tetap ingin berdiam diri disana!” ucap bagus sembari memberi kode dengan ujung matanya. Akupun tersenyum tipis dan segera bergerak menuju ke posisi atas yang aku gemari. Posisi selalu membuatku tertantang untuk menakhlukkan pria manapun hingga mereka merasakan kenikmatan dari diriku Akupun memulai kembali pemanasan yang sempat terhenti, tanganku pun mulai bergerilya kemana mana, meraba semua tempat sensitif milik bagus, membangunkan kembali ular kobra yang sempat melemah dengan mengulumnya lembut. hingga aku memasukkan ular kobra itu ke dalam palung samudra milikku dan memompanya dengan cepat hingga pompaan yang semakin lama semakin kencang membuat bagus mengerang kencang dan menyemburkan bisa ular kobra itu di dalam palung samudra. Akupun menjatuhkan tepat di sebelah bagus yang sudah terbaring lemas, aku menatap ke arahnya kemudian tersenyum. Akupun segera menutup mata karena rasa kantuk yang begitu berat tiba tiba menyerangku. ** mau kemana?” tanyaku ketika melihat bagus membawa sebuah koper keluar dari kamar. Aku sudah dari pagi pagi sekali bangun,rasa lapar yang menyerang perutku meminta segera di isi membuatku harus bangun pagi efek perang tadi malam membuat kami tidak sempat makan malam dan langsung sama sama tertidur tanpa terbangun hingga pagi menjelang. Aku mengambil mie instan dari dalam lemari dapur dan membuat segelas kopi untuk ku jadikan menu pengganjal perut. 1 jam lamanya aku bersantai di depan tv menikmati sarapan dan bermain ponsel, hingga mataku tertuju pada seseorang yang tidak lain adalah pria yang sudah menjadi suamiku dia keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapi dan wangi parfum yang merebak keluar kamar dengan sebuah koper di tangannya. “ kita akan pergi ke havana, kuba!” jawab bagus tegas “ aku mangangkat sebelah alisku “ kita!” seru ku secara spontan “ Iya, kita! Aku ada urusan pekerjaan disana jadi aku akan mengajakmu kesana sekaligus bulan madu!” jelas bagus Aku terkekeh mendengar ucapannya “ bulan madu! Sepertinya aku geli mendengar kata kata itu!” seruku “ Kanapa?” tanya bagus sembari duduk di sebelahku dengan tangan yang melingkar di pinggangku. “ terlalu manis” aku pun melipat kedua tanganku di dada. Baguspun tertawa kencang tepat di telingaku yang membuat aku menatap tajam ke arahnya “ apanya yang lucu?” Bagus melirik ke arahku yang sudah dari tadi memperhatikan dia yang tertawa tepat di dekatku “ “ ada apa, kenapa wajahmu begitu!” bagus menunjuk ke arah wajahku yang memanyun. “ Ngak ada!” aku ke kamar dulu ganti baju!” ucapku berdiri dari tempat dudukku. “ ganti baju? Apa kamu tidak mandi?” tanya bagus mengerutkan dahinya Aku melemparkan bantal sofa itu ke arahnya “ belum kamu bangun aku sudah duluan mandi!” ketusku Akupun segera pergi meninggalkan bagus yang masih terdiam duduk disana. Aku tersenyum simpul ketika meninggalkan bagus disana menuju kamar untuk segera berganti baju. Aku memilih baju kaos berwarna putih dan celana pendek sepaha, yang membuat aku bingung kenapa di dalam lemari ini semua bajunya ukurannya selalu pas dengan tubuhku “ siapa pemilik baju baju di dalam lemari ini?” tanya ku dalam hati dari kemaren aku mau menanyakannya selalu saja lupa. Akupun segera mengenakan pakaian itu dan berdandan tipis. Kemudian berjalan keluar kamar menunju ke tempat bagus berada. “ Baju yang di lemari itu sebenarnya punya siapa sih?” tanya ku ketika sudah berada di dekat bagus. Akupun segera duduk disebelahnya dan menghadap ke arah pria itu meminta penjelasan akan semua baju baju di lemari kamarku. “ Cepat katakan itu baju siapa?” tanya ku lagi melihat bagus yang masih saja diam “ Ya baju kamu lah baju siapa lagi! Gila kali aku koleksi baju wanita!” ungkap bagus Tersenyum tidak percaya “ bagaimana mungkin, baju itu sudah ada ketika aku ada disini, mana mungkin milik aku! Jelas sekali bohongnya!” “ baju itu sudah aku persiapkan sebelum aku membawa kamu datang kesini!” bagus menjawab dengan wajah datar kemudian melirik ke arah jam tangannya “ kita berangkat sekarang!” bagus pun segera berdiri dari tempat duduknya menarik tangan ku dengan lembut. Baguspun menggeret kopernya menuju keluar dati apartemennya. Aku hanya terdiam tanpa mengatakan apapun karena aku sudah di buat takjub dengan perlakuan bagus kepadaku. Bagus memperlakukanku layaknya seorang ratu yang harus di perlakukan dengan baik. Aku sesekali melirik ke arahnya ketika kami sudah berada di dalam mobil, “ jangan mencuri pandang kepadaku nanti kami jatuh cinta” ucap bagus ketika aku kepergok sedang memperhatikannya Akupun tersenyum dan mengalihkan pandanganku ke luar kaca mobil sembari menggaruk kepalaku yang tidak gatal, aku begitu salah tingkah ketika dia memergoki ku seperti itu. Dan membuatku bertambah salah tingkah ketika tanganku di genggam erat oleh bagus tangan, aku upun menoleh ke arahnya terpancar jelas dari wajah pria itu sebuah senyum, ya senyum ketulusan bahkan senyum itu natural tanpa ada paksaan. “ Bisa meleleh hatiku kalau dia bersikap seperti ini terus” batinku Bukan bagus namanya kalau dari awal dia akan menyerah untuk mendapatkanku karena usahanya tanpa putus asa lah yang membuatku bisa menjadi istrinya, padahal sudah seribu bahkan ratusan kali aku menolaknya mentah mentah namun dia masih tidak menyerah juga di tambah sekarang dia akan berusaha membuatku jatuh cinta dan aku yakin betul pasti aku akan jatuh cinta dengannya. Baru di hari kedua kami menikah saja dia sudah begini manisnya apalagi 1 bulan aku ngak bisa bayangkan akan bagaimana. “ Kenapa termenung?” tanya bagus dengan mimik wajah penuh selidik kepada juwita. Aku pun tersentak dari lamunan itu “ tidak ada, aku hanya membayangkan bagaimana hidupku di havana nanti!” tuturku memberi alasan sembarangan aku pun menolehkan pandanganku Aku atur pernafasanku yang sudah tidak beraturan dari awal tangan bagus menggenggam tanganku. “ Memangnya hidup kamu mau bagaimana disana?” tanya bagus yang mengisyaratkan tidak mengerti dengan ucapan juwita. “ aku takut kamu akan menjualku disana!” kalimat spontanitas itu keluar begitu saja dari bibirku tanpa aku pikirkan dahulu. Kemudian aku pun terdiam namun tiba tiba bibir sudah melekat tepat di bibirku dan melumatnya dengan lembut, aku hanya mampu menikmati lumatan lumatan itu dan menutup mata. “ Hukumam karena kamu bicara tanpa di pikirkan dulu” ucapan itu membuatku membuka mata. Posisi bagus yang masih berada tepat di dekat wajahku membuat mata kami saling beradu aku pun tersenyum dan tertawa kecil di hadapannya, bagitu terlihat bodohnya aku di hadapan pria tampan itu. Baguspun membalas dengan tersenyum kemudian melahap kembali bibirku di lesapkannya lidahnya ke dalam bibirku menikmati semua atmosfer yang ada disana, aku pun membalas ciuman itu dengan melakukan hal yang sama aku lumat perlahan bibirnya yang terasa begitu manis untukku bahkan tidak pernah ku jumpai bibir manis seperti bibirnya. Hingga nafasku mulai tidak beraturan baguspun melepaskan ciuman panas yang baru saja kami lakukan, bahkan tanpa malunya dengan supir yang berada di antara kami berdua. Sepertinya rasa malu itu memang sudah tidak ada lagi dalam diriku karena aku biasa saja melakukan ciuman panas itu dengan bagus.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.