Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 3

Adit adalah seorang ahli pengobatan tradisional. Dengan wajah serius, dia merasakan nadi Selina dengan cermat. Setelah beberapa saat, dia menghela napas lega. Ketika menarik tangannya, dia melirik sekilas ke arah dupa yang ada di samping. Dupa itu adalah racikannya. Itulah alasan mengapa Selina bisa tidur begitu nyenyak. "Dari denyut nadinya, tubuhnya tidak mengalami masalah besar. Dia hanya mengalami sedikit masalah pada jantung dan limpa. Selain itu, tampaknya ada sedikit kecemasan dan kegelisahan ...." Adit memilih kata-katanya dengan hati-hati. Sejak dia masuk ke ruangan, pandangan Kenzo tidak pernah beralih dari orang yang terbaring di tempat tidur. Tatapan tajamnya hanya melunak saat menatap orang di tempat tidur itu. Karena penasaran, Adit hanya sempat melihatnya dua kali, tapi dia langsung mendapat peringatan. Adit langsung menundukkan pandangannya, menahan diri untuk tidak melihat lebih jauh. Saat hendak pergi, dia teringat sesuatu, lalu berkata, "Jangan terlalu sering menggunakan dupa ini ...." Biasanya, peringatan dari Adit tidak akan terlalu dipedulikan oleh Kenzo. Namun, kali ini begitu Adit mengingatkannya, Kenzo langsung mematikan dupa itu. Kenzo menderita insomnia yang sangat parah. Saat Adit meracik dupa ini, dosisnya dibuat sangat kuat. Meski demikian, efeknya pada Kenzo tidak terlalu besar. Namun, pada orang biasa seperti Selina, efeknya sangat kuat serta memiliki khasiat menenangkan. Sesekali menggunakannya tidak apa-apa. Ini adalah pertama kalinya Adit melihat Kenzo bersikap begitu patuh dan kooperatif. Dalam hatinya, dia merasa terheran-heran. Adit yang biasanya tidak suka bergosip, tiba-tiba merasa penasaran dengan latar belakang wanita ini. Saat keluar dari hotel, dia berpikir bahwa mungkin di masa depan akan ada seseorang yang bisa mengendalikan pasien bandel seperti Kenzo. Setelah memastikan Selina tidak mengalami masalah kesehatan, Kenzo merasa lebih tenang. Dia melanjutkan menonton rekaman kamera pengawas. Dia menonton semuanya tanpa sedikit pun mempercepat video. Selama Kenzo pergi, tidak ada seorang pun yang memasuki kamarnya, termasuk petugas kebersihan sekali pun. Setelah Selina muncul, meski hati Kenzo dipenuhi sukacita, tetap ada sedikit keraguan. Kenzo takut ini semua hanyalah jebakan. Selama bertahun-tahun ini, banyak orang yang sengaja mencari wanita yang mirip dengan Selina untuk mendekatinya. Setiap kali, mereka menemukan yang makin mirip. Setiap kali pula, Kenzo akan menghukum keras orang-orang di balik trik itu. Sudah lama tidak ada orang yang berani memainkan trik seperti ini padanya. Namun, Kenzo tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa musuh-musuhnya mungkin memanfaatkan hal ini lagi. Kenzo berlutut di samping tempat tidur, menempelkan tangan Selina ke wajahnya, lalu mengusapnya dengan lembut. Dia menatap wajah yang selalu dipikirkannya siang dan malam. Matanya tertutupi oleh kabut hitam, membuatnya tidak bisa terbaca jelas dengan. Sampai sekarang, Kenzo belum menemukan celah apa pun. Jika ini benar-benar tipu muslihat yang cerdik, dia siap menerima kekalahannya. Namun, Kenzo lebih memilih untuk percaya bahwa Selina-nya benar-benar telah kembali. * Selina tidur sangat nyenyak. Ketika terbangun, dia melihat Kenzo yang memeluknya erat. Lingkaran hitam bisa terlihat jelas di bawah matanya. Selina memandanginya dengan linglung untuk waktu yang lama. Dia tidak berani membayangkan apa yang telah dialami oleh Kenzo dan anak-anak mereka selama 15 tahun sejak dia menghilang. "Selina, selamat pagi." Ketika Kenzo terbangun, matanya sempat dipenuhi kepanikan. Namun, setelah menyadari bahwa Selina masih ada di sampingnya, dia pun merasa lega, dengan senyum tipis muncul di bibirnya. Ini adalah pertama kalinya sejak semalam Selina melihat Kenzo tersenyum. Padahal dulu, pria ini adalah orang yang selalu ceria. Selina teringat perkataan Kenzo tentang anak-anak yang salah paham dengannya. Anak-anak, itu berarti bukan hanya Aldo, tapi Nita dan Jamie juga memiliki masalah dengan Ayah mereka. Selina memikirkan hal ini, tapi dia tidak menanyakannya lebih lanjut. Dia berencana bertemu dengan anak-anak terlebih dahulu sebelum mencari tahu semuanya. Setelah sarapan sederhana, mereka berdua pun naik pesawat kembali ke rumah. Sebenarnya, Kenzo bisa melihat bahwa Selina merindukan anak-anak mereka. Dia tidak berani membicarakannya secara langsung, karena tidak hanya hubungan antara dirinya dan anak-anak yang memburuk, tetapi hubungan antar anak-anak itu sendiri juga. Selina memiliki tiga anak dengan Kenzo. Saat kecelakaan pesawat terjadi, anak sulungnya berusia enam tahun, sementara si kembar laki-laki dan perempuan baru berusia dua tahun. Sebelum pulang, Selina berpikir apakah dia harus menelepon Aldo terlebih dahulu. Namun, setelah memikirkan situasinya yang aneh ini, Selina merasa tidak mungkin menjelaskannya hanya dalam satu atau dua kalimat. Dia khawatir hal itu hanya akan membuat anaknya makin salah paham. Akhirnya, Selina memutuskan untuk menunggu sampai mereka bertemu langsung. Selina merasa sangat sedih saat memikirkan bahwa anak-anaknya telah tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ibu selama bertahun-tahun ini. Selain Selina yang merasa sedih, Aldo yang ada di Kota Burman juga merasakan hal yang sama. Hanya saja, Aldo juga merasa sangat marah. Pagi-pagi sekali, ketika kembali ke vila lama keluarganya, dia menemukan bahwa kebun bunga mawar Damaskus yang baru ditanam telah tertata rapi. Ini adalah bunga kesukaan ibunya! Apakah wanita itu bahkan meniru seleranya? Sejak ibunya mengalami kecelakaan pesawat, dekorasi di vila itu tidak pernah berubah selama 15 tahun. Bahkan vas bunga pun tidak pernah diganti. Namun, sekarang semuanya telah berubah. Sofa yang usang diganti dengan yang baru, karpet di tangga diperbarui, meja juga sudah diganti. Apakah pria itu sudah gila? Apakah demi wanita barunya, pria itu harus menghapus semua kenangan tentang ibunya? Kemarahan membuncah di mata Aldo. Dia berteriak, "Berhenti! Jangan diganti!" Para pelayan yang sibuk membersihkan rumah terkejut, langsung menghentikan pekerjaan mereka. Mereka memandang Ahmad si kepala pelayan untuk meminta petunjuk. Kepala pelayan bergegas mendekat, lalu berkata, "Pak Aldo, ini adalah perintah dari Pak Kenzo." "Apa saja yang diperintahkan olehnya?" tanya Aldo. Suara Aldo terdengar sedingin es, membuat kepala pelayan itu gemetaran. Kepala pelayan sangat memahami sifat Aldo, jadi dia tidak berani berbohong. "Membersihkan seluruh rumah, menanam bunga mawar Damaskus di taman, membersihkan debu di kamar tidur utama lantai tiga ...." Makin lama kepala pelayan berbicara, suaranya makin kecil. Ini karena ekspresi wajah Aldo tampak makin suram. Semua orang di rumah ini tahu bahwa kamar tidur utama di lantai tiga adalah tempat yang tabu. Itu adalah kamar milik ibu kandung Aldo. Selama ini, hanya Kenzo yang diizinkan masuk. Kebersihan kamar itu juga selalu ditangani langsung oleh Kenzo. Tidak pernah ada orang lain yang boleh menyentuhnya. Namun, kali ini Kenzo menyuruh para pelayan untuk merapikannya. Semua orang langsung menyadari apa maksudnya. Rumah ini akan segera memiliki majikan baru! Setelah mendengar penjelasan kepala pelayan, Aldo hanya menatap dengan nada dingin. Pelayan-pelayan itu berpikir Aldo akan membiarkan mereka melanjutkan pekerjaan. "Apa kalian nggak dengar yang aku katakan? Hentikan sekarang juga!" Aldo jelas tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Dia mungkin bisa menerima ayahnya bersama dengan wanita lain, tapi jangan sampai seperti ini! Jika memang ada wanita baru, seharusnya mereka pindah rumah! Mengapa harus menghapus semua jejak ibunya dari tempat ini? Terlebih lagi, wanita itu jelas-jelas menggunakan kemiripan wajahnya dengan ibunya untuk mendapatkan keuntungan! Apakah wanita itu pikir dengan begitu dia bisa merebut segala milik ibunya, menjadi majikan di rumah ini? Itu tidak mungkin! Pada akhirnya, kepala pelayan tidak berani menyuruh para pelayan untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Melihat Aldo yang duduk di sofa dengan ekspresi sangat tidak bersahabat, kepala pelayan merasa panik. Dia khawatir ketika Kenzo membawa pulang wanita baru itu, Aldo akan membuat keributan besar! Selama waktu itu, kepala pelayan terus berusaha menghubungi Kenzo. Namun, panggilan teleponnya tidak tersambung, hingga akhirnya dia mendengar suara mobil di luar. Kepala pelayan gemetaran. Kenzo sudah pulang! Para pelayan di rumah itu seolah terbungkam oleh suasana yang menegangkan ini. Udara di dalam rumah terasa sangat dingin! Kepala pelayan segera keluar untuk menyambut mereka. Saat melihat wanita baru yang mengenakan gaun panjang hijau muda, dia terdiam selama beberapa detik. Kepala pelayan ini telah bekerja di Keluarga Raharjo selama sepuluh tahun. Meski hanya pernah melihat foto mendiang istri Kenzo, dia bisa melihat dengan jelas bahwa wanita baru ini sangat mirip dengan yang sebelumnya! Awalnya, kepala pelayan merasa bahwa seorang pria yang bisa setia pada istrinya selama 15 tahun sudah melakukan hal yang luar biasa. Namun, setelah melihat wanita baru ini, jelas bahwa Kenzo masih belum bisa melupakan yang lama! "Pak Kenzo, Pak Aldo ada di dalam rumah. Dia ...." Sebelum kepala pelayan selesai melaporkan suasana hati buruk Aldo, wanita baru itu tiba-tiba berseru dengan wajah cerah, "Aldo ada di rumah?" Selina tidak menyangka dia akan langsung bertemu anaknya setibanya di rumah. Dia segera melepaskan tangan Kenzo, lalu bergegas masuk ke dalam rumah. Melihat lengannya yang tiba-tiba kosong, Kenzo menghela napas dalam-dalam, lalu mengikuti Selina masuk ke dalam. Kepala pelayan tertegun. Apakah wanita baru ini ingin menyenangkan hati Aldo? Sepertinya usahanya akan sia-sia saja!

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.